KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Assalamu Alaikum dan Selamat Datang…!.

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Jika ada yang merasa filenya tercopy paste atau materi tidak sesuai, saya dengan penuh hormat meminta maaf.

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Silahkan Melihat-lihat barangkali saja ada yang menarik, hehehegg….

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Anda sedang mencari tugas mengenai tugas tarbiyah? Mungkin ini bisa membantu….

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Kritik dan saran bisa anda kirimkan ke https://plus.google.com/+MarconiKamal/posts atau fadilmarco@yahoo.com .

aqsamul qur'an

A. Pengertian Aqsamul Qur’an
Menurut bahasa, Aqsam merupakan bentuk jamak dari kata Qasam yang berarti Sumpah. Sedangkan secara menurut istilah Aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata Qasam atau dapat juga diartikan yaitu suatu kalimat yang memberi penegasan atau Ta’qid terhadap berita atau tuntunan yang disampaikan. Kalau demikian maka yang dimaksud dengan Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumapah-sumpah Allah swt yang terdapat dalam al-Qur’an.
Selain pengertian diatas, Qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah swt atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
B. Unsur-unsur Aqsamul Qur’an
Aqsamul Qur’an terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat Qasam, Muqsam bih dan Muqsam ‘alaih.
1. Adat Qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan Qasam, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebgaai pengganti Fi’il Qasam. Adat Qasam yang banyak dipakai dalah wawu , sebagaimana firman Allah swt:
Huruf ba’. Seperti yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 38 :
وَأَقْسَمُواْ بِاللّهِ ....... ( النحل: ٣٨ )
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah”
Dengan huruf ta’ :
( ٥٧: الأنبياء ) وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُم
Artinya : “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala- berhalamu”

Dengan huruf wawu :
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ( الليل: ١ ) Artinya : “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)”

2. Al-muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah swt atau lafadz yang terletak sesudah adat Qasam yang dijadikan sebagai sandaran dalam bersumpah yang juga disebut sebagai syarat. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah swt), dan ada kalanya dengan menggunakan nam-nama ciptaan-Nya.Qasam dengan menggunakan nama Allah swt dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
 QS. Adz-dzariyat ayat 43 ; QS. Yunus ayat 53 ; QS. At-Taghabun ayat 17 ; QS. Maryam ayat 68 ; QS. Al-Hijr ayat 92 ;QS. An-Nisa ayat 65 ;QS. Al-Ma’arij ayat 40
3. Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab Qasam. Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi Qasam, berfungsi sebagai jawaban dari Qasam. Di dalam al-Qur’an terdapat dua Muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau dibunag.
Materi isi muqassam alaih itu bisa bermacam-macam, terdiri dari berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting. Seperti :
Keterangan bahwa Rasulullah saw adalah benar-benar utusan allah :
يس. وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ. إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (يس : ١- ٣)
Artinya : “Yaa siin. Demi. Al-Qur’an yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul.
C. Tujuan dan Faedah Aqsam dalam Al-Qur’an
Menurut Manna al-Qhaththan, tujuan Qasam dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan Muqsam ‘alaih.Karena itu,Muqsam ‘alih berupa sesuatu yang layak untuk dijadikan sumpah,seperti hal-hal yang tersembunyi,jika Qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran.
2. Untuk menjelaskan Tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Al-qur’an al-Karim diturunkan untuk seluruh manusia,dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Di antaranya ada yang meragukan,ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah Qasam dalam Kalamullah,guna keraguan,melenyapkan, kesalahpahaman,menegakkan hujjah,menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.

aqsamul qur'an

A. Pengertian Aqsamul Qur’an
Menurut bahasa, Aqsam merupakan bentuk jamak dari kata Qasam yang berarti Sumpah. Sedangkan secara menurut istilah Aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata Qasam atau dapat juga diartikan yaitu suatu kalimat yang memberi penegasan atau Ta’qid terhadap berita atau tuntunan yang disampaikan. Kalau demikian maka yang dimaksud dengan Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumapah-sumpah Allah swt yang terdapat dalam al-Qur’an.
Selain pengertian diatas, Qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah swt atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
B. Unsur-unsur Aqsamul Qur’an
Aqsamul Qur’an terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat Qasam, Muqsam bih dan Muqsam ‘alaih.
1. Adat Qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan Qasam, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebgaai pengganti Fi’il Qasam. Adat Qasam yang banyak dipakai dalah wawu , sebagaimana firman Allah swt:
Huruf ba’. Seperti yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 38 :
وَأَقْسَمُواْ بِاللّهِ ....... ( النحل: ٣٨ )
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah”
Dengan huruf ta’ :
( ٥٧: الأنبياء ) وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُم
Artinya : “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala- berhalamu”

Dengan huruf wawu :
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ( الليل: ١ ) Artinya : “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)”

2. Al-muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah swt atau lafadz yang terletak sesudah adat Qasam yang dijadikan sebagai sandaran dalam bersumpah yang juga disebut sebagai syarat. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah swt), dan ada kalanya dengan menggunakan nam-nama ciptaan-Nya.Qasam dengan menggunakan nama Allah swt dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
 QS. Adz-dzariyat ayat 43 ; QS. Yunus ayat 53 ; QS. At-Taghabun ayat 17 ; QS. Maryam ayat 68 ; QS. Al-Hijr ayat 92 ;QS. An-Nisa ayat 65 ;QS. Al-Ma’arij ayat 40
3. Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab Qasam. Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi Qasam, berfungsi sebagai jawaban dari Qasam. Di dalam al-Qur’an terdapat dua Muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau dibunag.
Materi isi muqassam alaih itu bisa bermacam-macam, terdiri dari berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting. Seperti :
Keterangan bahwa Rasulullah saw adalah benar-benar utusan allah :
يس. وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ. إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (يس : ١- ٣)
Artinya : “Yaa siin. Demi. Al-Qur’an yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul.
C. Tujuan dan Faedah Aqsam dalam Al-Qur’an
Menurut Manna al-Qhaththan, tujuan Qasam dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan Muqsam ‘alaih.Karena itu,Muqsam ‘alih berupa sesuatu yang layak untuk dijadikan sumpah,seperti hal-hal yang tersembunyi,jika Qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran.
2. Untuk menjelaskan Tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Al-qur’an al-Karim diturunkan untuk seluruh manusia,dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Di antaranya ada yang meragukan,ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah Qasam dalam Kalamullah,guna keraguan,melenyapkan, kesalahpahaman,menegakkan hujjah,menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.

STRUKTUR KALIMAT KOMPLEKS

A. Pengertian
Struktur kalimat kompleks adalah struktur kalimat majemuk bertingkat dimana terdiri dari main clause + noun clause, main clause + adjective clause dan main clause + adverbial clause.

B. Main clause + noun clause
Noun clause adalah klausa atau anak kalimat yang berfungsi sebagai pengganti kata benda, yaitu berposisi sebagai subjek, objek atau komplemen. Noun clause biasanya ditandai dengan conjuction berupa question word (kata tanya), that, if ataupun whether.
Contohnya:
I don't know /what he has said/.
(= Saya tidak mengetahui apa yang dia katakan).

Posisi noun clause:
1. Sebagai subjek:
ex: /What she was said/ wasn't important to me.
(= Apa yang dia katakan tidak penting untukku).

2. Sebagai objek:
ex: We don't know /what they have proposed/.
(= Kami tidak mengetahui apa yang mereka ajukan.)

3. Sebagai komplemen:
ex: The evidence is /that the earth isn't flat/.
( = Bukti itu adalah bahwa bumi tidak datar.)

C. Main clause + adjective clause
Adjective clause adalah klausa yang berfungsi menerangkan benda dan orang. Dalam pemakaiannya, adjective clause menggunakan relative pronoun: who, whom, whose, which, that dst. yang biasanya jika diterjemahkan "yang..." ke dalam bahasa Indonesia. Adjective clause dalam kalimat selalu berpasangan dengan main clause.
Ex:
The old building /which the beggars stay in/ is very dirty (Gedung tua /yang ditinggali para pengemis itu/ sangat kotor.)
Adjective clause dapat dibagi menjadi 2 macam:
- Defining relative clause, yaitu relative/adjective clause yang berfungsi membatasi benda yang diterangkan. Dalam tata tulisnya, tidak memakai koma.
Ex: The temple which is located in Magelang is one of the seven wonders in the world. (Candi yang terletak di Magelang itu merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia). Klausa which is located in Magelang berfungsi membatasi the temple, karena candi itu banyak, tidak hanya di Magelang saja, dan yang di Magelang itulah yang merupakan salah satu keajaiban dunia.
-Non-defining relative clause, yaitu relative/adjective clause yang tidak membatasi benda yang diterangkan. Dalam tata tulisannya, ditandai dengan adanya koma.
Ex:
Borobudur temple, which is located in Magelang, is one of the seven wonders in the world. (Candi Borobudur, yang terletak di Magelang itu, merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia). Klausa which is located in Magelang hanya sebagai keterangan tambahan. Candi Borobudur tidak perlu dibatasi karena hanya satu dan satu-satunya di dunia, tidak ada Candi Borobudur di tempat lain.

Posisi adjective clause dalam kalimat:
1. Menerangkan subjek
a. Defining : benda : which/that ; orang : who/that.
Ex:
The people /who live in Makassar/ have to have identity card.
(= Penduduk yang berdomisili di Makassar harus memiliki kartu identitas (KTP).)

b. Non-defining : benda : which/that ; orang : who.
Ex:
Indonesia, /which is located in south east Asia/, has the biggest muslim community in the world.
(= Indonesia, yang terletak di Asia tenggara, memiliki komunitas muslim terbesar di dunia.)

2. Menerangkan objek
a. Defining : benda : which/that ; orang : whom/that.
Ex:
Helena /whom i met yesterday/ has a new car.
(= Helena yang saya temui kemarin memiliki sebuah mobil baru.)

b. Non-defining: benda : which/that ; orang : whom.
Ex:
The mosque, /which the moslems usually use to pray in/, is in the centre of the town.
(= Masjid, yang digunakan orang-orang muslim untuk sholat, berada di pusat kota.)

Preposisi seperti: from, for, to, on, in etc. diletakkan sebelum relative pronoun whom dan which, sehingga menjadi to whom/which, from whom/which dan seterusnya.
Ex:
The man /to whom she always talks/ is very friendly.
(= Lelaki yang selalu dia ajak bicara itu sangat ramah.)

Relative pronoun untuk objek kadang dihilangkan.
Ex:
Bentuk asli:
The girl whom he loved very much was still a university student.

Setelah dihilangkan:
The girl he loved very much was still a university student.
(= Gadis yang sangat dia cintai masih mahasiswi.)

3. Milik
a. Defining : benda : whose/of which; orang : whose.
b. Non-defining : benda : whose/of which; orang : whose.

Reason (alasan), time (waktu), dan place (tempat) dianggap benda, oleh karenanya relative pronounnya menggunakan unsur which.
- alasan : for which atau why.
- waktu : at/on/in which atau when.^
- tempat : at/on/in which atau where.^
(catatan: ^ penggunaan preposisi biasanya digunakan sesuai dengan jangkauannya: jam=at, hari/tanggal=on, bulan/tahun=in, tempat semisal sekolah/toko/warung=at, alamat/nama jalan=on, desa/kota/negara=in.)
Ex:
The reason /for which/why she cut off her life through a suicide/ was still a mystery.
(= Alasan mengapa dia mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri masih sebuah misteri.)

D. Main clause + adverbial clause
Klausa keterangan adalah klausa yang berfungsi sebagai keterangan kalimat. Adverbial clause didahului oleh konjungsi sebagai berikut:
1. Keterangan pertentangan:
although, tough, even though, even if (= meskipun, walaupun).
Ex:
Jane played the volley ball match energetically /although she had worked overtime the night before/.
(= Jane bermain bola volley dengan bersemangat meskipun dia telah kerja lembur malam sebelumnya.)

2. Keterangan kausal (alasan/tujuan):
as, since, because, now that, seeing that (=sebab, karena), on account of the fact that, owing to the fact that (= disebabkan adanya kenyataan bahwa).
Ex:
As he was well-trained, he could easily answered the interview.
(= karena dia sudah terlatih, dia dapat dengan mudah menjawab wawancara itu.)

3. Keterangan resultatif:
so that (sehingga), so ... that (sangat ... sehingga), such ... that (sangat ... sehingga), in order that (agar, supaya).
Ex:
The furniture arrived damaged /so that we had to send it back/.
(= Mebel itu tiba dalam keadaan rusak sehingga kami harus mengembalikannya.)

4. Keterangan waktu:
when/as/while (ketika), since (sejak), after (setelah), before (sebelum), as soon as (segera setelah), till/until (sampai/hingga).
Ex:
The Peace Treaty was just going to be signed /when fighting broke out again and wrecked all hope of an agreement/.
(= Perjanjian Perdamaian baru akan ditandatangani ketika perang itu meletus lagi dan meruntuhkan semua harapan persetujuan.)

5. Keterangan syarat:
if (jika, seandainya), unless (kecuali jika), provided that (asalkan), on condition that (asalkan), as/so long as (selama).
Ex:
The firemen will strike /if they don't get a rise in pay/.
(= Para regu pemadam kebakaran akan mogok jika mereka tidak mendapat kenaikan gaji.)

6. Keterangan perbandingan/cara:
as if, as though (seolah-olah), as (sebagaimana), as ... as (se...), than (daripada).
Ex:
She always does /as her husband tells her/.
(= Dia selalu melakukan seperti apa yang dikatakan suaminya.)

E. Abridgement of clauses (pemendekan klausa).

1. Adjective clause
Pemendekan pada klausa sifat berlaku baik pada kalimat aktif maupun pasif untuk subjek.
Ex:
Kalimat asli:
We have to prepare the assignments which are given to us.
Setelah mengalami pemendekan:
We have to prepare the assignments given to us.
(= Kita harus menyiapkan tugas-tugas yang diberikan kepada kita.)

2. Adverbial clause
Pada umumnya adverbial clause yang dipendekkan, memiliki subjek yang sama.
Ex:
Kalimat asli:
As he was walking in the park, he saw two men fighting.
Setelah dipendekkan:
Walking in the park, he saw two men fighting.
(= Ketika berjalan di taman, dia melihat dua orang laki-laki yang bertengkar.)

Apabila subjeknya berupa introductory it dan there, klausa yang ada it dan there juga boleh diringkas dengan tetap mempertahankan konjungsinya.
Ex:
Kalimat asli:
If it is needed, you can call her.
Setelah dipendekkan:
If needed, you can call her.
(= Jika diperlukan, anda boleh menelponnya.)

Apabila subjeknya berbeda, subjek klausa yang diringkas tetap dipertahankan.
Ex:
Kalimat asli:
As he is sick, I will buy him some medicine.
Setelah dipendekkan:
He being sick, I will buy him some medicine.
(= Karena dia sakit, saya akan membelikan dia obat.)

TEORI SIGMUND FREUD

Kepribadian sebagai hasil dari memperjuangkan dan mempertahankan.

Beberapa teori kepribadian yang berpengaruh telah menekankan alasan orang melakukan perbuatan yang telah diperbuatnya, pada bagian 7 telah dijelaskan mengenai sistem motivasi sosial, seperti kebutuhan manusia yang di gambarkan oleh Murrary (1938) dan Mcclelland (1971), yang telah memainkan peran penting dalam teori kepribadian. Membutuhkan penghargaan, kekuasaan, afiliasi, dan dominasi, sebagai contohnya, adalah motivator penting yang menghasilkan perbedaan individu dalam berperilaku. Ada beberapa cara dimana orang-orang menangani kekecewaan dan konflik, wilayah dimana banyak diantara para ahli psikologi sepakat akan teori ini.

Sejauh ini yang paling lengkap, yang populer, dan teori yang paling berpengaruh terhadap kepribadian tetapi hanya dalam beberapa hal, yang paling memberikan gambaran adalah psikoanalisis. Jauh sebelum psikologi yang memberikan banyak perhatian terhadap kepribadian, Sigmund Freud yang bekerja sebagai psikiater di Wina membuat konsepsi kepribadian berdasarkan perhatian terhadap pasien. Dia mampu menjelaskan aspek membingungkan dari banyak aspek perilaku orang biasa yang terganggu dan tidak konsisten dengan apa yang orang rasional akan lakukan. Versi-versi teori Freud menyebar di seluruh dunia barat dan telah menjadi salah satu pengaruh kuat yang pernah di rasakan oleh psikologi dan psikiater. Meskipun hari ini teorinya tidak lagi begitu populer atau berpengaruh dalam bidang psikologi seperti sebelumnya, tetapi kita harus menyadari bahwa teori kepribadian adalah kontribusi besar dari Freud untuk pemahaman umum kita tentang perilaku manusia.

Teori Freud tentang psikoanalisis
Psikoanalisis adalah satu set ide teori tentang kepribadian dan metode psikoterapi. Teori ini memiliki 3 bagian:
1. Teori tentang struktur kepribadian, dimana id, ego dan superego adalah konsep-konsep yang utama.
2. Teori perkembangan psikoseksual, dimana motif yang berbeda dan perkembangan tubuh mendominasi pada anak pada berbagai tingkat pertumbuhannya, dengan efek bertahan dalam fitur kepribadian orang dewasa.
3. Teori dinamika kepribadian, manajemen sistem energi kepribadian, dimana motivasi sadar dan tak sadar dan mekanisme pertahanan ego merupakan konsep penting

Struktur kepribadian
Freud mengembangkan model kepribadian dengan 3 bagian:
Id, ego, dan superego. Id dapat di anggap sebagai gudang unsur biologis dalam diri manusia berdasarkan motif-motif (dengan keseluruhan jenis kelamin) dan 'instinctual' (yang tidak melalui proses pembelajaran, biasanya tidak verbal) bereaksi untuk motif pemuasan diri, energi dari motif disebut libido. Di bahasakan, id adalah keinginan mendasar yang muncul, tanpa memperhatikan kenyataan hidup atau dengan moral apapun.
Id, bagaimana pun, biasanya di kekang dan di kendalikan ego. Ego terdiri dari cara-cara rumit dalam bersikap dan berpikir yang merupakan "fungsi eksekutif" seseorang. (Seperti yang akan kita lihat dalam bab ini, konsep ego hampir mirip dengan konsep "diri" yang beberapa teorinya telah memberikan peran penting dalam kepribadian). Ego menunda kepuasan dari motif id dan perilaku ke penerimaan secara sosial. Itu membuuat orang bekerja untuk hidup, bergaul dengan orang, dan umumnya beradaptasi dengan realitas kehidupan. Memang, Freud menunjukkan bahwa ego bekerja dalam "pelayanan dari prinsip realitas".

Superego keterkaitan erat dengan apa yang biasanya kita sebut hati nurani. Terutama terdiri dari larangan belajar dari orang tua dan otoritas yang lain, dan sering terlalu ketat. Superego mungkin mengutuk hal-hal tertentu yang salah yang ego sebaliknya akan lakukan untuk memuaskan id. Itu juga menjaga orang yang berusaha menuju cita-cita yang di sebut ambisi ego yang biasanya di peroleh di waktu kecil.

Dinamik
Freud tidak menekankan untuk membagi untuk kepribadian pada tiga bagian yang terpisah, melainkan ingin menyampaikan dinamika hidup, saling berkelanjutan menjadi komponen aktif. Salah satu fungsi utama dari sistem kepribadian adalah mengelola energi psiskis (libido). Ini, untuk memuaskan tempat instinktual dengan cara yang kompatibel dengan tuntutan lingkungan dan standar nurani seseorang. Ini hanya dapat terjadi dengan pengendalian aktif dan kompromi, dan hal ini tidak selalu terjadi dengan lancar.

Salah satu kontribusi besar dari Freud adalah pengertian motivasi tak sadar, yang membantu untuk menjelaskan mengapa seorang individu sering bertindak dengan cara yang tampaknya tidak rasional, Freud mengembangkan 3 bagian dari kesadaran atau kewarasan yaitu conscious (sadar), preconscious (prasadar) dan unconscious (tanpa sadar). Dalam keadaan sadar, kita menyadari hal-hal di sekitar kita dan pikiran kita. Bagian prasadar terdiri dari kenangan atau pikiran yang mudah dengan cepat diingat --apa yang kita makan untuk sarapan, sebagai contohnya atau nama depan orang tua kita. Sebaliknya alam bawah sadar mengandung kenangan dan pikiran yang kita tidak dapat sentuh dengan mudah. Beberapa diantaranya tidak tersedia karena kekanak-kanakan, ide verba yang tidak pernah menjadi sadar dan mungkin sulit untuk kita sadari, untuk menerimanya secara rasional. Kesadaran lainnya telah di tolak dari kesadaran (repressed) karena tidak diinginkan dan mengganggu. Semua id dan banyak ego dan superego termasuk kedalam unconscious.

Aspek lain dari komponen interaksi dinamis kepribadian dilihat dalam mekanisme pertahanan yang kita gunakan untuk melindungi diri terhadap emosi yang tidak menyenangkan yang dapat membangkitkan id sebagai dorongan alamiah mengeluarkan emosi.
kita akan melihat lebih dekat mekanisme pertahanan setelah kita menyelesaikan garis besar psikoanalisis dengan membahas tahapan perkembangan psikosexual dan teori-teori dari beberapa pengikut faham Freud.

Perkembangan psikoseksual_ Freud menempatkan penekanan berat pada perkembangan biologis secara umum dan perkembangan seksual pada khususnya. Salah satu konstribusi utama adalah dengan mengenali pentingnya masa kecil. Hingga sekarang, waktu kanak-kanak telah dianggap cukup banyak masalah yang menunggu sampai dewasa, dan tingkah laku kanak-kanak telah disertai dengan sedikit pemikiran.

Dalam teorinya tentang perkembangan anak, Freud menekankan proses perkembangan psikoseksual dalam menyukseskan tingkat pemfokuskan pada perkembangan tubuh. Freud percaya bahwa jika kebutuhan anak-anaknya entah tidak dipuaskan atau terlalu berpuas diri selama tahap tertentu dari Pengembangan, fiksasi akan mengambil tempat disini. Sebagai sebuah hasil fiksasi, pola berperilaku akan terus terpaku di dalam perilaku orang dewasa. Salah satunya mungkin dapat mengenali tingkat dimana telah terjadi masalah saat kecil oleh perilaku orang dewasa.

Di dalam teori oral stage (infancy), bayi memperoleh kesenangan pertama dengan menetek dan lalu kemudian menggigit. Diberi makan dan kontak dengan ibu, mengeksplorasi objek mulut, menghilangkan sakit dari pertumbuhan gigi melalui menggigit --semua untuk membuat mulut fokus untuk menyenangkan bayi selama tahun pertamanya. Seorang bayi diberikan terlalu sedikit kesempatan untuk menghisap (atau terlalu banyak), atau terlalu mencemaskan hal ini, mungkin dapat memperoleh suatu fiksasi oral, pada orang dewasa, mungkin termasuk perilaku oral yang berlebihan, keserakahan, ketergantungan, dan pasif. Fiksasi selama tahap pengekangan, di sisi lain, dapat menghasilkan sebuah kritik, "kepribadian yang terkekang".

Tingkat anal (waktu balita) terjadi ketika orang tua melatih anak-anak mereka di toilet dan mengajarkan mereka untuk menghindari perilaku "nakal" yang berhubungan dengan pengeluaran kotoran badan. Dalam masyarakat kita, hal ini adalah pertemuan pertama biasanya anak dengan daya dan pertama kalinya id harus dibawa di bawah kontrol ego muncul. teori psikoanalitik mengatakan bahwa bagian pertama periode ditandai dengan kesenangan dari mengeluarkan kotoran; tahap akhir, dimana anak akan dengan senang mengingatnya. Freud menyatakan bahwa fiksasi pada hasil sub pertama tahapan di fitur dewasa dari kekacauan dan gangguan, fiksasi pada tahap kedua mengakibatkan dorongan berlebihan, adaptasi berlebihan, dan kontrol diri yang berlebihan.

Setelah mereka tahu mengenai tahapan di toilet, minat anak-anak berubah kepada alat kelamin mereka. Di tingkat phallic, seorang anak usia prasekolah mengembangkan "sisi romantis" dari perasaannya terhadap orang tua yang berlawanan jenis. Freud menyebut perasaan ini pada anak laki-laki kompleks Oedipus, setelah kisah mitos Oedipus, yang tanpa disadari membunuh ayahnya dan menikahi ibunya (aplikasi 9), dan perempuan, kompleks Electra, setelah putri Agamemnon yang menyuruh saudara laki-lakinya membunuh ibunya. Menurut Freud, tahap phallic adalah tahap yang krusial. Anak laki-laki merasa cemburu dengan ayahnya dan mulai membuat perlawanan. Pertahanan yang biasanya muncul adalah identifikasi: anak laki-laki mencoba untuk menjadi seperti ayahnya. Kegelisahan mereka berkurang karena mengancam Ayah tidak akan mungkin menyakiti orang sepertinya -- sudah merupakan cerita lama. selain itu, dengan menjadi lebih seperti bapak, anak laki-laki tanpa sadar percaya bahwa mereka akan dapat memenangkan perhatian sang ibu. Di proses identifikasi dengan pola perilaku ayah mereka, tidak hanya perilaku sang ayah tetapi juga ide-ide ayah baik yang benar maupun yang salah. Faktanya, dalam identifikasi, superego mulai dari suatu pembentukan. Untuk gadis ceritanya seperti ini: ketika mereka melihat bahwa mereka tidak memiliki organ seksual seperti ayah saudara-saudara laki-lakinya, mereka dengan tidak sadar percaya bahwa mereka telah dikekang oleh ibunya, mereka marah dengan ini dan mulai bergeser kasih sayangnya kepada sang ayah. Namun, walaupun mereka tertarik kepada ayah mereka, gadis-gadis kecil masih berkata untuk mengidentifikasi dengan ibu mereka karena mereka tidak sadar merasa bahwa, jika mereka mengambil sifat ibu mereka dan menjadi lebih seperti mereka, mereka akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam "hubungan yang lebih romantis dengan sang ayah". Faktanya, walaupun kasih sayang mereka untuk ayah mereka, gadis kecil itu terus mengidentifikasi dengan ibu mereka, menjadi seperti mereka dan ibu mereka mengadaptasi nilai-nilai dalam proses ini. Di dalam kasus ini gadis mengembangkan superego mereka dari ibu mereka.

bahaya NAPZA

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.

Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan Narkotika bila tidak sesuai dengan peraturan adalah adanya adiksi/ketergantungan obat (ketagihan).
Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-lama pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan mar kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa Narkotika
Akibat Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan Narkotika akan mempengaruhi sifat seseorang dan menimbulkan bermacam-macam bahaya antara lain :
1. Terhadap diri sendiri.
- Mampu merubah kepribadiannya,
- Menimbulkan sifat masa bodoh,
- Suka berhubungan seks,
- Tidak segan-segan menyiksa diri,
- Menjadi seorang pemalas,
- Semangat belajar menurun.
2. Terhadap keluarga
- Suka mencuri barang yang ada di rumahnya sendiri,
- Mencemarkan nama baik keluarga,
- Melawan kepada orang tua.
3. Terhadap Masyarakat
- Melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat,
- Melakukan tindak kriminal,
- Mengganggu ketertiban umum.





Narkotika merupakan obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi atau menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No.07 Tahun 1997 tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya selain itu di dalam UU RI No.27 Tahun 1997 tentang Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Harapan agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya memakai atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih teman lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

• Abimayu, Soli dan M. Thayeb Manrihu. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta : CV. Rajawali.
• Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya, Ganeca Exact : Bandung.
• H.M. Rozy SE, MSc. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Agama.