KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Assalamu Alaikum dan Selamat Datang…!.

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Jika ada yang merasa filenya tercopy paste atau materi tidak sesuai, saya dengan penuh hormat meminta maaf.

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Silahkan Melihat-lihat barangkali saja ada yang menarik, hehehegg….

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Anda sedang mencari tugas mengenai tugas tarbiyah? Mungkin ini bisa membantu….

KUMPULAN TUGAS TARBIYAH, BAHASA INGGRIS DAN FILE PRIBADI

Kritik dan saran bisa anda kirimkan ke https://plus.google.com/+MarconiKamal/posts atau fadilmarco@yahoo.com .

Semantik


Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna atau yang disebut semantik. Semantic didalam buku John Lyons (1977) dikatakan bahwa semantic itu adalah “the meaning of meaning” atau pengertian dari sebuah arti.
Pemahaman mengenai makna adalah hal yang urgen bagi para pelajar bahasa khususnya pelajar bahasa Inggris. Ada banyak sekali kata hingga kalimat didalam bahasa Inggris yang bila tidak dianalisis secara semantic maka akan berbeda pemaknaannya. Contohnya kata “under skin” yang jika diartikan secara tekstual maka akan bermakna “di bawah kulit” tetapi yang dimaksud sebenarnya adalah “menyakitkan hati”. Hal inilah yang banyak menimbulkan misintrepetasi dibanyak pelajar bahasa. Permasalahan ini juga dialami oleh banyak pelajar bahasa Inggris di STAIN Parepare.
Banyak diantara pelajar yang cenderung mengartikan bahasa dari segi tekstualnya saja tanpa memperhatikan segi kontekstual seperti unsur psikologi, situasional dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk kita memperjelas mengenai hal ini. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai apa yang disebut mengenai semantic dan hal-hal yang berhubungan erat dengan apa yang disebut pemaknaan bahasa.
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani Sema (Nomina) ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’, ‘berarti’. Istilah tersebut digunakan oleh para ahli bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna. Di mana semantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik.
Menurut ahli bahasa yakni Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari beberapa komponen yang terdiri di antaranya :
    a)     Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
   b)     Komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama.
Maka dari kedua pernyataan komponen yaitu tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.
Maka dapat disimpulkan bahwa ilmu semantik yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan makna atau arti dalam suatu kata yang digunakan dalam pembicaraan keseharian.
    Kata dan hubungannya
Kata berhubungan dengan bahasa dan filosofi, di mana semua orang dapat mengerti tapi biasanya akan terdapata kesulitan dalam memahaminya. Karena ini biasanya terdapat eksistensi kata merujuk pada definisi dari apa makna dari kata tersebut.
Sebagai contohnya; pemegang buku dan macis api kayu. Meskipun kita tahu bahwa untuk memberi makna terhadap kata tersebut. Terlebih dahulu yang harus diperhatikan yakni  mengartikan kata buku dan juga maknanya sesuai dengan makna yang sebenarnya. Namun   akan terdapat kesulitan karena pada dasarnya untuk memberikan makna, ini karena harus berdasarkan pada intuisi dari perubahan makna tersebut.
Meskipun secara spesifik perubahan yang ditimbulkan dari arti kata mengikut pengertiannya kadang memberikan kesalahfahaman terhadap kata yang digunakan. Akan tetapi ketika dengan komunikasi yang jelas dengan menggunakan bunyi dan tanda pada kata tersebut, maka tidak akan ada permasalahn dalam komunikasi karena akan mudah untuk difahami. Ini karena  ketika seseorang itu mampu memahami dan mengetahui tentang semantik. Selain itu juga, seseorang itu akan mampu mengatasi kesalahfahaan ketika dalam konunikasi karena ia memiliki ide dari kata yang dihasilkannya
Misalkan, pengucapan pada kata matahari dan anak. Dari kedua kata tersebut, kita dapat melihat beberapa perbedaan yakni dari segi makna tapi dalam  penyebutannya sama. Maka dari kata tersebut, dapat dilihat hubungan yang di sebut dengan “homophony”.
Selain dari hubungan tersebut, terdapat juga hubungan lain mengenai kata yakni synonim. Di mana kata sama dalam penyebutannya tapi dalam pemaknaan ia berbeda. Sebagai contohnya; sedikit dan kecil yang biasanya dalam pembicaraan itu mengalami kesalahfahaman di antara pembicara ketika menggunakan kata sedikit dan kecil. Akan tetapi, ketika pembicara mengutarakan apa yang mereka katakan pada orang lain, maka ia akan dapat membedakannya sehingga dapat dikatakan synonim karena memiliki makna yang berbeda-beda.
Sehubungan dari itu juga, hubungan kata jugak dapat dilihat dari kata antonym yakni perbedaan pada makna kata. Ini karena, banyak kata berlawanan yang berpasangan dalam pemaknaan. Sebagai contohnya dalam antonym, panas dan sejuk, hangat dan sejuk. Masing-masing mempunyai perbedaan. Namun, antonym mempunyai ciri yang bertentangan yang tidak hanya dari pengelompokan dari kata antonym. Tapi antonym juga memiliki pengelompokan kata yang saling berkaitan erat misalkan ‘kata penjual dan pembeli’ yang memiliki hubungan yang sangat erat.
Synonim dan antonim dapat dilihat dari kasus yang berbeda. Contohnya banyak kelopok kata seperti  golf, pukulan, alat pukul, hubungan yang sangat dekat. Selain itu juga, kelompokkan kata yang sangat jelas yaitu dapat dilihat dari pengelompokan warna seperti merah, kuning hijau dan biru. Sebagaimana setiap hubungan semua kata-kata membutuhkan karakteristik yang lengkap dalam sebuah pembelajaran tentang makna.
    B.    Kamus dan kosa kata
Kamus tidak memberi makna dari kata. Kamus hanya memberikan contoh pada setiap menggunaannya. Dalam kamus moderen. Umumnya tidak menetapkan, memilih kata dan juga menentukan maknanya. Sehingga kalimat yang dikatakan akan mengikut sastra bahasa. Sehingga kalimat yang telah ada bertujuan untuk menyimpulkan makna.
Pada dasarnya, kamus dan kosa kata, meliputi perbedaan dari segi sejarah bahasa. Yakni persamaan (synonym) dan contoh kalimat. Dapat dilihat dari penggunaan  percakapan keseharian, atau kata lain. Kosa kata (lexicon) disusun melalui isi makna atau isi ejaan. Lexicon mempunyai hubungan yang logik mengikut item. Contohnya, kata kerja membeli memerlukan 4 kata kerja yang berhubungan yakni, pembeli, penjual, sesuatu yang bagus dibeli serta duit digunakan untuk membeli. Akhrinya lexicon terdapat menggunakan affix, dan idioms yang terdapat dalam kamus.
Sebagai contohnya dalam penggunaan affix yakni suffix dan free-fix. Di mana menmbahkan inbuhan pada kata yang bisa mengubah makna dari kata yang terdapat imbuhan.
                        Be-lajar    
Penambahan pada Pe/Be dapat membedakan makna dari kata tersebut yang merupakan imbuhan dari fee-fix. Sedangkan imbuhan pada suffix yakni:

Mother            Mothered
Di mana kata ibu menjadi keibuan karena terdapat suffix. Di mana kata mother di tambahkan imbuhan ed pada akhir kata sehingga maknanya berubah. Sedangkan ketika kata di tambahkan suffix dan free-fix akan terdapat dua makna yakni:

Hilang                          Kehilangan
Kata hilang yang menandakan barangnya telah hilang entah di mana ia letakkan sedangkan ketika terdapat suffix dan free-fix ia menandakan ia telah kehilangan sesuatu yang telah di ambil oleh orang lain (dicuri).
     C.    Makna dalam kalimat
Makna kata sangat berhubungan dengan kalimat. Dan yang lebih penting dalam hubungannya dapat dilihat dari beberapa point antaranya; perkiraan. Bertanggungjawab, penyangkalan, susunan, keganjilan dan persamaan.
Perkiraan adalah merujuk pada suatu situasi yang dapat ditemukan dalam makna kalimat. Sebagai contohnya, john menyalahkan mary melakukan itu. Dapat dilihat dari kalimat tersebut bahwa kata menyalahkan itu adalah anak kalimat yang yang merujuk pada sifat yang kurang senang terhadap apa yang telah terjadi atau kata perkiraan.
Kata berhubungan dapat dikatakan sebagai makna dari satu kalimat itu terdapat dalam kalimat lain. Dalam kata lain, kalimat kedua itu mengikut kalimat pertama. Akan tetapi jika kata penyangkalan itu adalah jika kalimat pertama benar maka  kalimat keda akan salah dan juda todak memiliki pemikiran yang logis dari kalimat pertama.
Sebagai contohnya; wilkims tidak ingin menjual kebunnya dan wilkims berharap dia menjual kebunnya. Dapat dilihat dari kalimat pertama ia memiliki kata penyangkalan.
Namun dalam memberikan makna terhadap suatu kalimat akan terdapat kesulitan lain dalam menganalisis makna. Ini karena adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tandalingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Kadang satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut :

Bisa                  Racun
Dapat

Buku               Lembar kertas berjilid
Kitab

a   Komponen makna
Menurut Katz dan Fodor, komponen makna terdapat dua bagian yakni; kamus dan ketentuan pembentukan. Kamus menjelaskan tentang keterangan jenis kata  dan juga keterangan mengenai makna tentang perbedaan makna menurut lexical. Sebagai contoh, pada figure 12-1. Di mana Katz dan Fodor menjelaskan karakteristik sarjana muda (kata benda) pada konsep makna sehingga makna dapat ditafsirkan sebagai makna ganda, ganjil di mana mempunyai hubungan dalm mencari makna.

Ketentuan pengelompokan yakni dilihat pada aspek perbedaan makna bahasa yang bisa digabungkan mengikut kategori bahasa sehingga dapat menghasilkan makna kalimat. Misalkan, lelaki itu memukul bola yang berwarna. Maka ketentuan pengelompokan akan memastikan berwarna itu keterangan dari bola yang di pukul. Sehingga ketentuan pengelompokan kata akan merubah kata berwarna itu menjadi warna tersendiri yang lebih mudah dikenali misalkan, merah, kuning, hijau dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya maka pada figure 12-2 ( anjing itu menggigit tulang)
    a)     Teory
Chomsky (1971) mengatakan bahwa tatabahasa adalah relevan pada interpresion makna.di mana dua menduga dan fokus. Fokus merupakan merujuk pada pembicara dan pendengar. Yang merujuk pada nada suara ketika berbicara. Seperti kalimat tersebut;
*      Mary meninggalkan bukunya di ata meja
*      Mary meninggalkan bukunya di ata meja
Dari intonasi tersebut sudah tentu akan menghasilkan makna yang berbeda di antara kalimat. Pada kalimat pertama pendengar akan menduga mary’s meninggalkan bukunya dan pembicara mengatakn dia meletakkan bukunya di atas meja bukan di atas kursi. Ini fokus pada informasi yang ditanyakan pada pendengar. Sedangkan pada kalimat kedua, mary meninggalkan sesuatu di atas meja, dan pembicara mengatakan dia meninggalkan buku bukan surat kabar atau pen. Dalam kata lain, nada suara adalah megubah makna.


Listening Assessment



Listening is more than merely hearing words. Listening is an active process by which students receive, construct meaning from, and respond to spoken and or nonverbal messages (Emmert, 1994). As such, it forms an integral part of the communication process and should not be separated from the other language arts. Listening comprehension complements reading comprehension. Verbally clarifying the spoken message before, during, and after a presentation enhances listening comprehension. Writing, in turn, clarifies and documents the spoken message.
Teacher may use several listening tests to check comprehension, evaluate listening skills and use of listening strategies, and extend the knowledge gained to other contexts such as predicting; may expand on the topic or the language of the listening text; or may transfer what has been learned to reading, speaking, or writing activities.
Furthermore, several activities or types of test and assessment will be discussed more in this paper in emphasizing how teacher assess’ students’ listening comprehension with paper entitled “Listening Assessment”.
1) Listening nature
Greatest significance to foreign language teachers because it:
It offers the most natural form of input
It is a highly valuable skill in its own right
It is a prerequisite of meaningful speaking and authentic interaction
In order to identify the techniques of testing listening comprehension we have to understand:
Types of listening function of intonation, rate of delivery, stress, rhythm:
Short, impersonal material: announcements in airports, train stations, information about office hours, the weather.
Longer impersonal material: lectures, reports, presentations
Interpersonal interchanges: conversations, greetings, invitations, compliments, eavesdropping.
Aesthetic and entertainment functions: songs, poems, movies.
Instructional functions: orders, dictations, true and false tests, fill-in exercises
2) Listening assessment procedures and tests
Procedure in assessing listening can be drawn in its taxonomy of listening task:
Doing – the testee responds physically to a command.
Choosing – the testee selects from alternatives or pictures, objects, texts.
Transferring – the testee draws a picture of what is heard.
Answering – the testee answers questions about a message.
Extending – the testee provides an ending to a story heard.
Duplication – the testee translates the message into the native language or repeats it verbally.
Modeling – the testee may order, for example, a meal after listening to a model order.
Conversing – the testee engages in a conversation that indicates appropriate processing of information.
There is a variety of ways to test the listening comprehension of students. It then examines the appropriate-response technique, and it concludes with the test of extended communication.
  Limited Response
Limited response consists of three simple effective ways to test the listening skill beginning for adult or children. One involves listening and interactive response. Another uses listening and pictures.  The last involves listening and simple talk response.
  Interactive response
Using an interesting little quiz is one of its characteristic. For instance, Interactive response can be used by using true or false options in a question. “T” regarding to true and “F” refers to false. In class, for example, students are asked to listen a following dialogue/statement and to consider whether the dialogue is true or not. Example:
Listening materials:
Several statements in an audio CD or read by teacher:
1. Pink is favorite color for men
2. Men is wearing blues
3. Lipstick is one type of cosmetic
Students’ worksheet:
Listen what the speaker says, consider those statements are true or false and please give marks () for the right statement.
Number of 
Statement
True/False
1 (T)/(F)
2 (T)/(F)
3 (T)/(F)
  Picture Cues
Visual of various kinds have long been used to test listening comprehension. When using a set of three or four related pictures, keep these ideas in mind; there does not have to be a story line relating pictures to each other. The same set can be used for several questions. It’s important to give them the duplicate so each students has his own, or making a transparency and using an Overhead Projector (OHP) to display them in the class. 
  Ask response
One way to test students’ listening comprehension is trough asking their response. When testing, students do various things to show how well they understand.
Example:
“Stand up please. And then walk to the door. After that you do this, turn on the light. Then before you sit down, put the small book here on the top shelf.”
The other activity of asking response can be done by drawing task and giving a person map.
  Advantages and limitations of Limited response
  Advantages
  This is suitable for persons not able to read and write in the target language.
  This involves flexible techniques: some are interesting to children, and several techniques are useful for young people and adults with intermediate to advanced skills.
  The questions are generally quite easy to prepare.
  Limited-response items are generally rather objectives as well as quick and easy to score.
  Limitations.
  Suitable picture for picture-cue items are not always easy to find.
  Equipment (such as OHP, Printer or other machine) is usually needed to reproduce drawings for certain task-response and picture-cue items.
  Multiple-choice appropriate response
There are three guidelines to keep mind when preparing multiple-choice appropriate response items to test listening comprehension: focus on meaning, keep the options simple; and learn to adjust the difficulty of the items.
Example:
In audio cassette, we may hear:
(When Lina leaves, they’ll hire you, won’t they?)
A. Yes, you will B. Yes, he is leaving C. Yes, they will.
The correct reply is “C”, notice that students have to response an understanding both of appropriate meaning and grammar.
Advantages:
  It’s fast and easy to correct.
  It can be scored consistently and reliably.
  It’s an integrative, communicative measure of listening.
Limitations:
  It’s more difficult to prepare than tests for beginners.
  Cheating is fairly easy, unless alternate forms used.
  Since the reading of multiple-choice options is required, students need literate in English.
  Testing extended communication
Based on survey, listening tests would not be complete without look at the exams of extended oral communication. This type is used for listening short lecture contexts, social/business context and real life situations dialogue. 
Example:
A: Check in here?
B: yes, can I see your ticket please?
A: here it is. I’m going to L.A 
B: nonsmoking. And can I get an aisle seat?
A: all right. That’s 8-D. Put your bag on the scale, please.
B: sure.
Here are some typical questions:
What is costumer doing?
A. Buying an airplane ticket.
B. Checking in at an airline terminal )*
C. Checking on someone’s flight.
Or, can be applied in open-ended response:
What is costumer doing? _________________________
Advantages:
  These closely approximately real-life communication.
  These are fast and easy to correct.
  These can be scored consistently and reliably.
Limitations:
  There is a need for students to be able to read English.
  It’s rather difficult to find or prepare natural-sounding listening passages.
  There is possibility of students cheating on the tests.
3) Types of Listening Assessment
Listening is one of the more difficult aspects of the language arts to assess. It cannot be easily observed and can be measured only through inference. However, there are both informal and formal strategies and instruments that teachers can use to help them in their assessments.
  Informal Assessment
The most effective assessment of listening may be teachers' observations and students' self-assessments. Students initially may not be aware of how well they listen and, therefore, need teacher guidance. Self-assessments of students should be followed with one-on-one discussions about student progress. Teachers can also videotape students while they are listening and follow up with discussion.
  Sample Self-assessment List for Listening
Give mark () for the appropriate column: 
It’s a questionnaire to know how students learn to listen: 


Sample Listening Behavior Check List for teacher
Give mark () for the appropriate column:
Name of Student: Date Observed
Listening behavior and habits
 (Devine, 1982, p.50.)
  Formal Assessment
More formal listening assessments can be prepared by teachers based on objectives and perceived needs. Some examples follow.
  Excerpts from different genres of literature (e.g., prose, poetry, play) can be used as follows:
  Prepare a set of ten questions on the excerpt.
  Set a purpose for the listening activity 
(e.g., "Listen to determine the setting of the following passage.").
  Have students listen to the excerpt (pre-taped or teacher-read).
  Have students respond in writing to the prepared questions.
  A score of 70% or better on basic recall and basic inferential questions indicates that the student has comprehended the passage.
Questions can also be designed to determine if students comprehend critically and creatively.
  Students can paraphrase, summarize, analyze, make notes, complete a listening guide, or write a response to a spoken or multimedia presentation. The assessment tasks can be as simple as listing significant ideas and arguments, answering a series of questions, or identifying connotative meanings of key words. They can be as challenging as formulating their own questions; identifying irrelevant details; identifying fallacies, bias, or prejudice; using the information presented and applying it to a new situation; or judging the effects of various devices the speaker may use to influence the listener or viewer.
  Devine (1982) gives examples of other types of listening assessments.
  After placing ten details on the chalkboard, the teacher reads a ten-minute story aloud. After listening to the story, students are asked to jot down the four or five details that are most important to the outcome. The responses provide insights into students' listening ability.
  Students listen to a story and, afterwards, write down three key qualities of the character and their reasons for selecting these. While listening to the story a second time, the students listen for and record details that prove their assertions about the character.
Even though listening is a difficult language strand to evaluate, assessment must take place to validate its place in a curriculum and to provide feedback to students. The feedback should be specific, concise, and as meaningful as possible. As with all evaluation, it needs to be continuous.
4) Scoring the Listening Test
Tests may be classified into non- productive exercises (only listening is involved; it is objective) and productive (integrated with other skills e.g. writing or speaking; it is subjective).
Non-productive listening tests
• Multiple-choice questions
• True-false questions
• Multiple-choice cloze
• Matching
• Sequencing
• Information transfer
Productive listening tests
• Open-ended questions
• True-false (false items to be corrected by the testee)
• Listening cloze
• Summarize
• Note taking
• Completion tasks
• Dictation
Non-productive tests can be scored objectively. Cloze, dictation, gap-filling can be scored semi-objectively. For reasons of practicality and reliability, these tasks should be selected. For reasons of wash back, productive tasks are recommended.
Rating Scale for testing listening
8. Handles all general listening operations; shows confidence, competence similar to those in his/ her native language, able to compensate for difficulties.
7. similar to nine, low repetition, repairs, adjusts listening strategies for purpose.
6. Extracts the majority of messages with minor loss of details, few corrections.
5. Handle moderately listening operations; extract most of the message; need for repetition.
4. Loss of detail, little grasp of subtlety, frequent need of repetition, and difficulties in handling input at normal speed.
3. Only the gist of the message, need for repetition, and difficulties in handling input at normal speed, no compensation for errors.
2. Comprehension of isolated points, dependent on repetition, a narrow range of language.
1. Little confidence, comprehends only basic messages, unable to compensate.
(Dumitru DOROBĂŢ, 2007)