TEORI SIGMUND FREUD

Kepribadian sebagai hasil dari memperjuangkan dan mempertahankan.

Beberapa teori kepribadian yang berpengaruh telah menekankan alasan orang melakukan perbuatan yang telah diperbuatnya, pada bagian 7 telah dijelaskan mengenai sistem motivasi sosial, seperti kebutuhan manusia yang di gambarkan oleh Murrary (1938) dan Mcclelland (1971), yang telah memainkan peran penting dalam teori kepribadian. Membutuhkan penghargaan, kekuasaan, afiliasi, dan dominasi, sebagai contohnya, adalah motivator penting yang menghasilkan perbedaan individu dalam berperilaku. Ada beberapa cara dimana orang-orang menangani kekecewaan dan konflik, wilayah dimana banyak diantara para ahli psikologi sepakat akan teori ini.

Sejauh ini yang paling lengkap, yang populer, dan teori yang paling berpengaruh terhadap kepribadian tetapi hanya dalam beberapa hal, yang paling memberikan gambaran adalah psikoanalisis. Jauh sebelum psikologi yang memberikan banyak perhatian terhadap kepribadian, Sigmund Freud yang bekerja sebagai psikiater di Wina membuat konsepsi kepribadian berdasarkan perhatian terhadap pasien. Dia mampu menjelaskan aspek membingungkan dari banyak aspek perilaku orang biasa yang terganggu dan tidak konsisten dengan apa yang orang rasional akan lakukan. Versi-versi teori Freud menyebar di seluruh dunia barat dan telah menjadi salah satu pengaruh kuat yang pernah di rasakan oleh psikologi dan psikiater. Meskipun hari ini teorinya tidak lagi begitu populer atau berpengaruh dalam bidang psikologi seperti sebelumnya, tetapi kita harus menyadari bahwa teori kepribadian adalah kontribusi besar dari Freud untuk pemahaman umum kita tentang perilaku manusia.

Teori Freud tentang psikoanalisis
Psikoanalisis adalah satu set ide teori tentang kepribadian dan metode psikoterapi. Teori ini memiliki 3 bagian:
1. Teori tentang struktur kepribadian, dimana id, ego dan superego adalah konsep-konsep yang utama.
2. Teori perkembangan psikoseksual, dimana motif yang berbeda dan perkembangan tubuh mendominasi pada anak pada berbagai tingkat pertumbuhannya, dengan efek bertahan dalam fitur kepribadian orang dewasa.
3. Teori dinamika kepribadian, manajemen sistem energi kepribadian, dimana motivasi sadar dan tak sadar dan mekanisme pertahanan ego merupakan konsep penting

Struktur kepribadian
Freud mengembangkan model kepribadian dengan 3 bagian:
Id, ego, dan superego. Id dapat di anggap sebagai gudang unsur biologis dalam diri manusia berdasarkan motif-motif (dengan keseluruhan jenis kelamin) dan 'instinctual' (yang tidak melalui proses pembelajaran, biasanya tidak verbal) bereaksi untuk motif pemuasan diri, energi dari motif disebut libido. Di bahasakan, id adalah keinginan mendasar yang muncul, tanpa memperhatikan kenyataan hidup atau dengan moral apapun.
Id, bagaimana pun, biasanya di kekang dan di kendalikan ego. Ego terdiri dari cara-cara rumit dalam bersikap dan berpikir yang merupakan "fungsi eksekutif" seseorang. (Seperti yang akan kita lihat dalam bab ini, konsep ego hampir mirip dengan konsep "diri" yang beberapa teorinya telah memberikan peran penting dalam kepribadian). Ego menunda kepuasan dari motif id dan perilaku ke penerimaan secara sosial. Itu membuuat orang bekerja untuk hidup, bergaul dengan orang, dan umumnya beradaptasi dengan realitas kehidupan. Memang, Freud menunjukkan bahwa ego bekerja dalam "pelayanan dari prinsip realitas".

Superego keterkaitan erat dengan apa yang biasanya kita sebut hati nurani. Terutama terdiri dari larangan belajar dari orang tua dan otoritas yang lain, dan sering terlalu ketat. Superego mungkin mengutuk hal-hal tertentu yang salah yang ego sebaliknya akan lakukan untuk memuaskan id. Itu juga menjaga orang yang berusaha menuju cita-cita yang di sebut ambisi ego yang biasanya di peroleh di waktu kecil.

Dinamik
Freud tidak menekankan untuk membagi untuk kepribadian pada tiga bagian yang terpisah, melainkan ingin menyampaikan dinamika hidup, saling berkelanjutan menjadi komponen aktif. Salah satu fungsi utama dari sistem kepribadian adalah mengelola energi psiskis (libido). Ini, untuk memuaskan tempat instinktual dengan cara yang kompatibel dengan tuntutan lingkungan dan standar nurani seseorang. Ini hanya dapat terjadi dengan pengendalian aktif dan kompromi, dan hal ini tidak selalu terjadi dengan lancar.

Salah satu kontribusi besar dari Freud adalah pengertian motivasi tak sadar, yang membantu untuk menjelaskan mengapa seorang individu sering bertindak dengan cara yang tampaknya tidak rasional, Freud mengembangkan 3 bagian dari kesadaran atau kewarasan yaitu conscious (sadar), preconscious (prasadar) dan unconscious (tanpa sadar). Dalam keadaan sadar, kita menyadari hal-hal di sekitar kita dan pikiran kita. Bagian prasadar terdiri dari kenangan atau pikiran yang mudah dengan cepat diingat --apa yang kita makan untuk sarapan, sebagai contohnya atau nama depan orang tua kita. Sebaliknya alam bawah sadar mengandung kenangan dan pikiran yang kita tidak dapat sentuh dengan mudah. Beberapa diantaranya tidak tersedia karena kekanak-kanakan, ide verba yang tidak pernah menjadi sadar dan mungkin sulit untuk kita sadari, untuk menerimanya secara rasional. Kesadaran lainnya telah di tolak dari kesadaran (repressed) karena tidak diinginkan dan mengganggu. Semua id dan banyak ego dan superego termasuk kedalam unconscious.

Aspek lain dari komponen interaksi dinamis kepribadian dilihat dalam mekanisme pertahanan yang kita gunakan untuk melindungi diri terhadap emosi yang tidak menyenangkan yang dapat membangkitkan id sebagai dorongan alamiah mengeluarkan emosi.
kita akan melihat lebih dekat mekanisme pertahanan setelah kita menyelesaikan garis besar psikoanalisis dengan membahas tahapan perkembangan psikosexual dan teori-teori dari beberapa pengikut faham Freud.

Perkembangan psikoseksual_ Freud menempatkan penekanan berat pada perkembangan biologis secara umum dan perkembangan seksual pada khususnya. Salah satu konstribusi utama adalah dengan mengenali pentingnya masa kecil. Hingga sekarang, waktu kanak-kanak telah dianggap cukup banyak masalah yang menunggu sampai dewasa, dan tingkah laku kanak-kanak telah disertai dengan sedikit pemikiran.

Dalam teorinya tentang perkembangan anak, Freud menekankan proses perkembangan psikoseksual dalam menyukseskan tingkat pemfokuskan pada perkembangan tubuh. Freud percaya bahwa jika kebutuhan anak-anaknya entah tidak dipuaskan atau terlalu berpuas diri selama tahap tertentu dari Pengembangan, fiksasi akan mengambil tempat disini. Sebagai sebuah hasil fiksasi, pola berperilaku akan terus terpaku di dalam perilaku orang dewasa. Salah satunya mungkin dapat mengenali tingkat dimana telah terjadi masalah saat kecil oleh perilaku orang dewasa.

Di dalam teori oral stage (infancy), bayi memperoleh kesenangan pertama dengan menetek dan lalu kemudian menggigit. Diberi makan dan kontak dengan ibu, mengeksplorasi objek mulut, menghilangkan sakit dari pertumbuhan gigi melalui menggigit --semua untuk membuat mulut fokus untuk menyenangkan bayi selama tahun pertamanya. Seorang bayi diberikan terlalu sedikit kesempatan untuk menghisap (atau terlalu banyak), atau terlalu mencemaskan hal ini, mungkin dapat memperoleh suatu fiksasi oral, pada orang dewasa, mungkin termasuk perilaku oral yang berlebihan, keserakahan, ketergantungan, dan pasif. Fiksasi selama tahap pengekangan, di sisi lain, dapat menghasilkan sebuah kritik, "kepribadian yang terkekang".

Tingkat anal (waktu balita) terjadi ketika orang tua melatih anak-anak mereka di toilet dan mengajarkan mereka untuk menghindari perilaku "nakal" yang berhubungan dengan pengeluaran kotoran badan. Dalam masyarakat kita, hal ini adalah pertemuan pertama biasanya anak dengan daya dan pertama kalinya id harus dibawa di bawah kontrol ego muncul. teori psikoanalitik mengatakan bahwa bagian pertama periode ditandai dengan kesenangan dari mengeluarkan kotoran; tahap akhir, dimana anak akan dengan senang mengingatnya. Freud menyatakan bahwa fiksasi pada hasil sub pertama tahapan di fitur dewasa dari kekacauan dan gangguan, fiksasi pada tahap kedua mengakibatkan dorongan berlebihan, adaptasi berlebihan, dan kontrol diri yang berlebihan.

Setelah mereka tahu mengenai tahapan di toilet, minat anak-anak berubah kepada alat kelamin mereka. Di tingkat phallic, seorang anak usia prasekolah mengembangkan "sisi romantis" dari perasaannya terhadap orang tua yang berlawanan jenis. Freud menyebut perasaan ini pada anak laki-laki kompleks Oedipus, setelah kisah mitos Oedipus, yang tanpa disadari membunuh ayahnya dan menikahi ibunya (aplikasi 9), dan perempuan, kompleks Electra, setelah putri Agamemnon yang menyuruh saudara laki-lakinya membunuh ibunya. Menurut Freud, tahap phallic adalah tahap yang krusial. Anak laki-laki merasa cemburu dengan ayahnya dan mulai membuat perlawanan. Pertahanan yang biasanya muncul adalah identifikasi: anak laki-laki mencoba untuk menjadi seperti ayahnya. Kegelisahan mereka berkurang karena mengancam Ayah tidak akan mungkin menyakiti orang sepertinya -- sudah merupakan cerita lama. selain itu, dengan menjadi lebih seperti bapak, anak laki-laki tanpa sadar percaya bahwa mereka akan dapat memenangkan perhatian sang ibu. Di proses identifikasi dengan pola perilaku ayah mereka, tidak hanya perilaku sang ayah tetapi juga ide-ide ayah baik yang benar maupun yang salah. Faktanya, dalam identifikasi, superego mulai dari suatu pembentukan. Untuk gadis ceritanya seperti ini: ketika mereka melihat bahwa mereka tidak memiliki organ seksual seperti ayah saudara-saudara laki-lakinya, mereka dengan tidak sadar percaya bahwa mereka telah dikekang oleh ibunya, mereka marah dengan ini dan mulai bergeser kasih sayangnya kepada sang ayah. Namun, walaupun mereka tertarik kepada ayah mereka, gadis-gadis kecil masih berkata untuk mengidentifikasi dengan ibu mereka karena mereka tidak sadar merasa bahwa, jika mereka mengambil sifat ibu mereka dan menjadi lebih seperti mereka, mereka akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam "hubungan yang lebih romantis dengan sang ayah". Faktanya, walaupun kasih sayang mereka untuk ayah mereka, gadis kecil itu terus mengidentifikasi dengan ibu mereka, menjadi seperti mereka dan ibu mereka mengadaptasi nilai-nilai dalam proses ini. Di dalam kasus ini gadis mengembangkan superego mereka dari ibu mereka.