Metode Pendidikan Islam

Dalm proses pendidikan Islam, matode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik. Materi yang kurang baik namun disampaikan dengan cara menarik dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik. Sebaliknya, materi yang cukup baik disampaikan dengan cara yang kurang menarik mka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode dalam satu mata pelajaran bisa lebih dari mata pelajaran (bervariasi). Metode yang variatif dapat membamgkitkan motivasi belajar anak didik. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek evektifitasnya dan relevansinya denagan materi yang disampaikan.
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses pembalajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi suatu keberhasilan suatu pendidikan. Sehingga matode pandidikan islam yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan.


A. PENGERTIAN METODE PENDIDIKAN ISLAM
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdidri dari dua suku kata yaitu: “metha” yang berarti melelui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “matode” adalah: “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”. Jadi dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur
3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :
1. Adanya tujuan yang hendak dicapai
2. Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
3. Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
4. Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan islam yaitu cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan islam.

B. DASAR-DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.

1. Dasar Agamis. Maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis. Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3. Dasar Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4. Dasar sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.

Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.


C. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah:
a. Metode pembiasaan
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “biasa” adalah “ 1). Lazim atau umum; 2). Seperti sedia kala; 3). Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.”. dengan adnya prefiks “pe” dan sufiks “an” menunjukkan art proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu/ seseorang menjadi terbiasa.
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan islam, dapat dikatakan bahwa pembisaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didk berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam.

b. Metode keteladanan
Keteladanan dalah hal-hal yang dapay ditiru ata dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik.
Metode keteladanan tentunya didasarka pada Al-Qur’an dan Hadist. Dalam Al-Qur’an “keteladanan diistilahkan dengan kata uswah.
Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21:


Artinya:
“Dan sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan (bertemu dengan) Allah dan hari kemudian dan yang mengingat Allah sebanyak-banyaknya”. (Q.S al_Ahzab:21)

Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah mengutus nabi Muhammad Saw. ke permukaan bumi ini adalah sebagai contoh atau suri teladan yang baik bagi umatnya.
Metode keteladanan sebagai suatu mmetode digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan ddengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang dan memiliki akhlak yang baik dan benar.

c. Metode pemberian ganjaran dan hukuman
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa “ganjaran” adalah “1. Hadiah (sebagai pembalas jasa); 2. Hukuman; Balasan. Dari defenisi ini dapat dipahami bahwa “ganjaran” dalam bahasa Indonesia bisa dipakai untuk balasan yang baik maupun balasan yang buruk. Sedangkan “hukuman” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: “1. Siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang-orang yang melanggar undang-unang dsb; 2. Keputusan yang dijatuhkan oleh hakim; 3. Hasil atau akibat menghukum.”
Sementara itu dalam bahasa Arab, dalam bahasa Arab “ganjaran” diistilahkan dengan “tsawab” yang berarti “pahala, upah dan balasan”. Sedangkan “hukuman” dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “iqab” yang berarti balasan.
Jadi, metode pemberian ganjaran dan hukuman yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 148:


Artinya”
“Maka Allah Swt. berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan di akhirat dengan ganjaran yang baik, dan Allah swt. cinta kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S.Ali Imran:148)
Rasulullah Saw. bersabda:




Artinya:
“Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah bila ia membangkang (meninggalkan shalat) jika mereka telah berusia 10 tahun serta pisahkan tempat tidurnya.” (HR. Abu Daud).

d. Metode ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara penyampaian sebuah materipelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau halayak ramai atau menerangkan materi pelajaran kepada anak didik dengan penuturan kata-kata atau lisan.

e. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah penyampaian peljaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalm pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab, begitupun sebaliknya.
Allah berfirman dalam surah An-Nahl ayat 43

Artinya:
“...bertanyalah kalian kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui”. (Q.S. An-Nahl: 43)

f. Metode diskusi
Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode/ cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa.

g. Metode pemberian tugas
Adapun pengertian dari metode pemberian tugas adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas kepada murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggug jawabkannya

h. Metode eksperimen
Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam” mendefenisikan, bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang melibatkan murid untuk melakukan percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu. Berbeda dengan Departemen Agama, memberikan defenisi bahwa metode eksperimen adalah praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti shalat, puasa, haji, dan lain-lain.

i. Metode demonstrasi
Yang dimaksud dengan metode demontstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses tertentu kepada siswa.

j. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong royong.



DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat pers, 2002.
http///E:/IPI/Metode%20Pendidikan%20Islam%20%C2%AB%20Farhansyaddad%20weblog.htm