PREFIXATION
A. INTRODUCTION
Bahasa tanpa disadari oleh manusia telah menjadi suatu aspek penting dalam bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan manusia. Secara lebih terperinci, Human Language (bahasa manusia) dipelajari dalam suatu kajian ilmu khusus yang disebut dengan Linguistik. Mempelajari Linguistik tentunya akan mempelajari berbagai unsur dalam bahasa yakni mempelajari mengenai bunyi dan suara (phonology), struktur kalimat (syntax), makna (semantic), mempelajari mengenai bagaimana pengetahuan didapatkan di dalam berbagai situasi sosial dalam keberagaman budaya (sociolinguistics), mempelajari bagaimana manusia mendapatkan dan mempelajari suatu bahasa (language acquisition) dan juga mempelajari pembentukan dan penyusunan kata dalam Morphology.
Dalam Morphology terdapat suatu unit terkecil dari struktur kata yang disebut Morpheme. Morpheme terbagi kedalam dua jenis yakni bound morpheme (morpheme terikat) dan free morpheme (morpheme bebas). Menurut Bauer (1989 : 17), free morpheme adalah suatu morpheme yang dapat berdiri sendiri (merupakan suatu bentuk kata yang memiliki arti), sedangkan bound morpheme adalah suatu morpheme yang hanya dapat menjadi suatu bentuk kata jika dihubungkan paling sedikit dengan satu morpheme yang lain.
Bound morpheme dapat diketahui dengan mempelajari affixes (imbuhan) yang merupakan suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) terbagi menjadi suffixes (akhiran), infixes (sisipan), circumfixes (ditambahkan diawal dan diakhir) dan prefixes (awalan). Penggunaan prefixes (awalan) atau disebut prefixation akan menjadi suatu kata kedalam kelas kata tersendiri baik menjadi noun, verb maupun adjective, jika kelasnya berubah maka disebut Class-changing prefix tetapi bila tidak merubah kelasnya disebut Class-maintaing prefix.
B. PREFIXATION
Proses morfologis (atau proses morfemis menurut beberapa linguis) dengan penambahan affiks ini merupakan suatu proses yang paling umum dalam bahasa (Parera, 1990;18). Dalam bahasa Inggris, affixation hanya terdiri dari dua macam yakni suffixation dan prefixation. Prefixation atau prefiksasi berasal dari kata prefix yang merupakan imbuhan yang terletak diawal kata, Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae), dalam bahasa Inggris pre berarti sebelum dan fix berarti tempel. Jadi prefix artinya imbuhan di depan (suatu kata). Menurut Haspemalth, prefix adalah affixes yang mengawali bentuk dasar suatu kata, sedangkan menurut David Crystal, prefix adalah suatu istilah dalam morfologi yang merujuk pada sebuah affix dimana ditambahkan pada awal sebuah kata dasar. Proses penambahan prefixes inilah yang kemudian disebut Prefixation.
Prefixes dilekatkan sebelum bentuk dasar (Katamba 1933:44), walaupun agak jarang dipakai dibandingkan dengan suffixes, prefixes juga berfungsi sama dengan suffixes (Bauer 1989:21). Proses prefiksasi banyak terjadi di dalam kata-kata bahasa Inggris membentuk lexeme baru (seperti: un-, mini-, dis-). Tetapi bahasa Inggris tidak menggunakan prefiksasi untuk membentuk infleksi. Semua prefixes bahasa Inggris adalah bound morpheme, oleh karena itu, mereka tidak dapat berdiri sendiri. Prefixes adalah morpheme sebab merupakan meaning-bearing (melahirkan makna yang baru) dan juga memiliki karakteristik yang distributional patterns . Sebuah kata dapat memiliki lebih dari satu prefix, tetapi harus terdapat di dalam suatu aturan yang telah ditentukan. Sebagaimana kata "unrewarded", terdiri dari dua awalan yaitu un- dan re-, yang mana harus ditempatkan sesuai dengan aturannya, tidak pernah re- ditempatkan mendahului un-.
Kadangkala kita menemukan sebuah prefix, seperti en-, yang memiliki phonetic sama yang dimiliki sebuah suffix yaitu -en. Para ahli Linguistik membedakan bahwa bagaimanapun distribusinya atau posisinya didalam kata tetap berbeda sehingga merupakan dua morpheme yang berbeda. Ada beberapa macam bentuk prefix dalam bahasa Inggris , diantaranya:
1. Prefik a-
a. Bentuk
Prefiks a- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan. Contoh :
a - + side, “sisi” aside “disamping”
a - + ground “tanda” aground “terdampar”
b. Distribusi
Prefiks a - melekat pada :
1. Kata benda
a - + fine “api” afire “terbakar”
2. Kata Kerja
a - + sleep “tidur” asleep “tertidur”
3. Kata Sifat
a - + light “terang” alight “bercahaya”.
2. Prefiks by-
a. Bentuk
Prefiks by- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan. Contoh :
by - + play “bermain” byplay “hal yang tidak perlu”
b. Distribusi
Prefiks by- dapat melekat pada
1. Kata Benda
Contoh :
by - + law “undang-undang”
bylaw “anggaran rumah tangga”
2. Kata Kerja
Contoh :
by - + gone “pergi” by gone “hal yang sudah lampau”
by pass “jalan raya”.
3. Prefiks dis-
a. Bentuk
Prefiks dis- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar. Contoh :
dis- + obey “mematuhi” ................ disobey “ketidakmampuan”
dis- + belief “kepercayaan” ........... disbelief “ketidakpercayaan”
b. Distribusi
Prefiks dis- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh
dis- + belief “kepercayaan” ...disbelief “ketidakpercayaan”
2. Kata Kerja
Contoh
dis- + arrange “menyusun” ...disarrange “tidak memimpin”
3. Kata Sifat
Contoh :
dis- + graceful “anggun” ...disgraceful “memalukan”.
4. Prefiks en-
Bentuk
Prefiks en- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar. Contoh :
en- + camp “kemah” .... encamp “berkemah”
en- + slave “budak” .... enslave “memperbudak”
b. Distribusi
Prefiks en- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
en- + list “daftar” .... enlist “membuat daftar”
2. Kata Kerja
Contoh :
en- + close “menutup” .... enclose “menutup”
3. Kata Sifat
Contoh :
en- + sure “yakin” . ... ensure “meyakinkan”.
5. Prefiks in-
a. Bentuk
Prefiks in- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Contoh :
in- + expensive “mahal” .... inexpensive “tidak mahal”
b. Distribusi
1. Kata Benda
Contoh :
in- + aptitude “kecakapan” ...inaptitude “ketidakcakapan”
2. Kata Sifat
Contoh :
in- + animate “yang hidup” ...inanimate “mati”.
6. Prefiks mis-
Bentuk
Prefiks mis- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan.
3. Kata Sifat
Contoh
en- + sure "yakin" . ... ensure"meyakinkan".
7. Prefiks non-
Bentuk
Prefiks non- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Contoh :
non- + profit “keuntungan”... nonprofit “yang tidak mencari keuntungan”
b. Distribusi
Prefiks non- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh :
non- support “dukungan” ...nonsupport “tanpa dukungan”
2. Kata Kerja
Contoh :
non- conformist “menuruti adat” ...nonconformist “tidak menuruti adat.
3. Kata Sifat
Contoh :
non- + combustible “mudah terbakar” ..noncombustible “tahan api”
Penggunaan prefix dalam bahasa Indonesia, pada umumya terdiri atas kata dasar dan kata jadian. Sebuah kata jadian dapat dibentuk dari dua macam dasar, yakni (1) dasar yang tanpa imbuhan, contohnya mandi, marah, murah; (2) dasar yang maknanya dapat ditentukan hanya apabila kata dasar itu telah diberi imbuhan contohnya temu, juang.
1. Awalan ber-
Awalan ber- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba). Kalimat yang berpredikat kata kerja ini tidak memiliki objek, tapi dapat memiliki pelengkap atau keterangan. Kata kerja berawalan ber- tidak dapat dipasifkan dengan awalan di-. Awalan ber- akan berubah bentuk menjadi:
• be- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: bekerja; beternak; berumput; beracun
• bel- untuk kasus khusus: belajar; belunjur
Awalan ber- memiliki makna:
Mempunyai: beratap; bercita-cita; beristri
Menggunakan atau memakai: berlayar; bermobil; berbaju
Menghasilkan: bertelur; berkokok
Dalam jumlah atau kelipatan: bertiga; berjuta-juta
Mengakui atau memanggil sebagai: beradik; berbapak; bertuan
Bertindak atau bekerja sebagai: bertani; bertinju; bertukang
Berada dalam keadaan: bergembira; bersedih
Menyatakan perbuatan timbal-balik: bergulat; bertinju
Menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri: berhias; bercukur
Awalan ber- memiliki keterkaitan dengan awalan per-, misalnya bersegi dan persegi.
2. Awalan meng-
Awalan meng- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) aktif, baik transitif (memerlukan objek) maupun taktransitif (tidak memerlukan objek). Awalan meng- tetap berupa meng- jika diikuti kata dasar yang diawali salah satu dari lima vokal (a, e, i, o, u) atau lima huruf lain: g, h, k, q, dan x. Tetapi, awalan meng- akan berubah bentuk menjadi:
Me- jika diikuti kata dasar berawalan l, m, n, r, w, y
Men- jika diikuti kata dasar berawalan c, d, j, t, z
Mem- jika diikuti kata dasar berawalan b, f, p, v
Meny- jika diikuti kata dasar berawalan s
Kata dasar yang diawali dengan konsonan k, p, s, dan t (ditandai dengan bintang pada daftar di atas) akan mengalami peluluhan atau penghilangan huruf tersebut jika diberi awalan meng-, misalnya mengaitkan, menarikan, memaku, dan menyapu. Peluluhan ini tidak terjadi jika huruf pertama k, p, s, atau t pada kata dasar tersebut diikuti oleh konsonan juga (konsonan ganda), Misalnya mengkristal, mempromosikan, mensyaratkan,dan mentransmisikan. Peluluhan juga tidak dilakukan terhadap kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang dianggap belum diserap sempurna juga tidak mengalami peluluhan ini. Awalan meng- yang diikuti kata dasar yang terdiri dari hanya satu suku kata (ekasuku) diberi tambahan huruf e sehingga mengalami perubahan bentuk menjadi menge-, misalnya mengebom, mengecat, mengelas, mengerem. Awalan meng- memiliki makna :
Menjadi: mencair; menguning; mengkristal
berfungsi sebagai/menyerupai: menyupir; menggunung
makan atau minum: menyatai; mengopi; mengeteh
menuju: mengutara; melaut; menepi
mencari atau mengumpulkan: mendamar; merumput
mengeluarkan bunyi: mengeong; mengaum; mencicit
menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang: membisu; membatu; merendah hati
dasar verba: membaca; menulis; membajak
membuat atau menghasilkan: menyambal; menggulai; membatik
menyatakan: mengaku
Awalan meng- memiliki pertalian makna dengan awalan di- sebagai bentuk pasifnya (memukul dan dipukul) serta awalan peng- sebagai bentuk nominanya (mengemis dan pengemis).
3. Awalan di-
Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) pasif dan berkaitan dengan bentuk aktifnya yang dibentuk dengan awalan meng-, misalnya dipukul dan memukul. Awalan di- tidak mengalami perubahan bentuk seperti bentuk meng- pasangannya. Awalan di- tidak mengalami peluluhan jika diikuti oleh kata yang diawali oleh huruf k, p, s, atau t (misalnya dikaitkan,ditarikan, dipaku, dan disapu) dan juga tidak mendapatkan tambahan huruf e jika kata dasarnya hanya terdiri dari satu suku kata (misalnya dibom, dicat, dilas, direm). Kesalahan yang sering terjadi adalah kekeliruan penulisan di- sebagai awalan yang harus ditulis serangkai dan penulisan di sebagai kata depan (preposisi) penunjuk tempat yang harus ditulis terpisah. Contohnya dijual bukan di jual (karena sebagai awalan kata jual) dan di mana bukan dimana (karena merupakan kata depan). Cara mudah untuk memisahkan fungsi keduanya adalah dengan melihat jenis kata yang terbentuk: Jika menjadi kata kerja pasif, itu berarti harus ditulis serangkai dan jika menjadi penunjuk tempat atau lokasi, itu berarti harus ditulis terpisah.
Awalan di- memiliki makna:
dikenai tindakan: dibeli; dipukul; dites
dikenai dengan: diparang; digunting; digergaji
dibuat atau dijadikan: digulai; disambal; dipepes
diberi atau dilengkapi dengan: dicat; ditugasi; dipagari
4. Awalan ke-
Awalan ke- memiliki 3 fungsi, yaitu pembentuk (1) kata benda (nomina), (2) kata bilangan (numeralia), dan (3) kata kerja (verba). Awalan ke- sebagai pembentuk kata kerja hanya digunakan pada ragam percakapan atau tidak resmi dan memiliki kesamaan makna dengan awalan ter-, misalnya ketawa (tertawa) dan kepergok (terpergok). Awalan ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada kata dasar. Sama seperti di- yang memiliki kemiripan dengan kata depan di, ke- juga memiliki kemiripan dengan preposisi ke yang penulisannya juga harus dipisah, misalnya ke sana, bukan kesana. Awalan ke- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
kata benda
o yang mempunyai sifat atau ciri: ketua
o yang dituju dengan: kekasih; kehendak
kata bilangan
o tingkat atau urutan: ketiga; kelima; kesebelas
o kumpulan: kedua (buku); ketiga (orang)
kata kerja (ragam percakapan)
o telah mengalami; menderita keadaan; menderita kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba): ketabrak; kepergok; ketemu
o dapat atau sanggup: kebaca; keangkat
5. Awalan per-
Awalan per- memiliki 2 fungsi, yaitu pembentuk (1) kata kerja (verba), dan (2) kata benda (nomina). Sebagai pembentuk nomina, awalan ini berkaitan dengan awalan ber-, misalnya persegi (bersegi). Awalan per- hanya mengalami perubahan bentuk jika berfungsi sebagai pembentuk kata benda karena kaitannya dengan awalan ber-. Perubahannya sama dengan perubahan pada awalan ber-, yaitu menjadi:
pe- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: pekerja; peternak
pel- untuk kasus khusus: pelajar; pelunjur
Awalan per- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
Kata kerja
menjadikan atau membuat menjadi: perindah; perjelas
membagi menjadi: perdua; pertiga
melakukan: perbuat
memanggil atau menganggap: perbudak; pertuan
Kata benda (berkaitan dengan awalan ber-)
yang memiliki: persegi; pemalu
yang menghasilkan: pedaging; petelur
yang biasa melakukan (sebagai profesi, kegemaran, kebiasaan): pertapa; petinju; pelajar
yang melakukan pekerjaan mengenai diri: peubah
yang dikenai tindakan: pesuruh; petatar
yang biasa bekerja di: pelaut; peladang
yang gemar: perokok; pendaki gunung
Bentuk kata turunan dengan pengimbuhan per- terhadap satu dasar mencerminkan perbedaan makna dan sumber penurunannya, misalnya:
pejabat adalah orang yang berjabatan (memiliki jabatan) sedangkan penjabat adalah orang yang menjabat (tapi tidak memiliki)
petinju adalah orang yang bertinju (olahragawan) sedangkan peninju adalah orang yang meninju
6. Awalan peng-
Awalan peng- berfungsi sebagai pembentuk kata benda (nomina) yang bertalian maknanya bentuk dan maknanya dengan awalan meng-. Misalnya pengemis (orang yang mengemis), pengarang (orang yang mengarang), dll. Pertalian makna ini merupakan alasan pembedaan awalan peng- dengan awalan per-. Karena pertaliannya dengan awalan meng- itu, maka awalan peng- pun mengalami perubahan bentuk yang serupa dengan perubahan pada awalan meng-, yaitu:
tetap peng- jika diikuti kata dasar berawalan a, e, i, o, u, g, h, k, q, x
pe- jika diikuti kata dasar berawalan l, m, n, r, w, y
pen- jika diikuti kata dasar berawalan c, d, j, t, z
pem- jika diikuti kata dasar berawalan b, f, p, v
peny- jika diikuti kata dasar berawalan s
Juga sama dengan awalan meng-, terjadi peluluhan/penghilangan huruf pada kata dasar berawalan konsonan k, p, s, dan t (ditandai dengan bintang pada daftar di atas) tapi tidak berkonsonan ganda, misalnya pengaitan, penarikan, pemalsuan, dan penyapuan. Kata dasar ekasuku pun diberi tambahan huruf e jika diberi awalan peng-, misalnya pengeboman, pengecatan, pengelasan, pengereman. Awalan peng- memiliki makna:
yang melakukan perbuatan: pembeli; pengirim
orang yang berprofesi sebagai: pengarang; penyiar; penulis
orang yang memiliki sifat: pemarah; pemalas; penakut
alat yang dipakai untuk: penggali; pengetes; penopang
7. Awalan se-
Awalan se- memiliki dua fungsi yaitu (1) menjadi klitika dari kata esa seperti sekampung dan (2) sebagai pembentuk kata keterangan (adverbia) seperti secepatnya. Awalan se- tidak mengalami perubahan bentuk jika dirangkaikan dengan kata yang lain. Awalan se- memiliki makna sesuai fungsinya:
sebagai klitika
o satu: sekamar; serumah; sekampung
o seluruh: se-Indonesia
o sama atau sampai: setinggi; sepandai; sedepa; segalah
sebagai pembentuk kata keterangan
o dengan; seizinku
o menurut atau sesuai; setahuku; seingatku; semaunya
o setelah: sepergimu; sesampai
8. Awalan ter-
Awalan ter- memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pembentuk (1) kata kerja (verba) dan (2) kata sifat (adjektiva). Awalan ter- akan berubah bentuk menjadi:
te- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: teperdaya; tepercaya; terasa; terawat
tel- untuk kasus khusus: telanjur
Awalan ter- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
kata kerja
o telah dilakukan atau dalam keadaan: terbuka; terjangkau
o telah mengalami atau menderita keadaan atau kejadian (dengan sengaja atau dengan tiba-tiba): terkencing-kencing; terbangun; teringat; terbawa
o dapat (biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -kan): terperikan; terkirakan; terangkat; terserap
kata sifat
o paling: terpandai; tercantik
Dalam ragam percakapan, awalan ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki kesamaan makna dengan awalan ke-, misalnya tertawa (ketawa) dan terpergok (kepergok).
C. CLASS-CHANGING PREFIXES
Class-changing prefixes adalah proses penambahan awalan yang merubah kelas kata dasar yang ditambahkan. Ada beberapa prefixes yang bila digunakan akan merubah kelas kata, diantaranya:
a- / / Prefixes ini berbentuk kata sifat secara umumnya tetapi terkecuali apabila kata yang ditambahkan awalan adalah kata yang ambiguos (memiliki dua kelas kata) antara noun dan verb. Bentuk adjektive yang dihasilkan oleh proses ini terbatas pada posisi predikat yang disandang. Contohnya seperti the house is ablaze = the ablaze house. Contoh lain seperti asleep, astir, awash. Prefix jenis ini masih produktif: aclutter, aglaze, asquish, aswivel, awhir.
be- Jenis prefix ini berasal dari bentuk dasar verb transitif yang kemudian berubah menjadi adjective, verb atau yang paling sering adalah noun. Contohnya seperti becalm, bespatter, bemoan, befriend, bewitch. Prefix jenis ini biasanya tidak terlalu produktif kecuali kata "bejewelled", dimana kalimat past participle dari kata verb dipakai sebagai adjective yang berfungsi menjelaskan.
en- Prefix jenis ini merupakan verb transitif, utamanya dibentuk dari noun, seperti entomb, ensnare, enslave. Dalam hal ini, memasukkan prefix jenis ini kedalam noun biasanya menghasilkan kata yang masih produktif tetapi membuat kata tersebut tidak dapat menjadi noun kembali, seperti enslave sudah tidak bisa lagi. Prefix lain di dalam kelas ini adalah de- (debark), dis- (disbar), non (non-stick), un (unhorse).
D. CLASS-MAINTAINING PREFIX
Ada beberapa kategori prefixes yang termasuk dalam kelas ini:
1. Digunakan Khusus dengan Kata Dasar Noun
arch- Prefix jenis ini ditambahkan ke dalam kata human noun (kata yang merujuk kepada manusia) untuk menunjukkan seorang yang berlebih-lebihan atau kata yang merujuk pada seseorang sebelum kesuksesannya. Jenis kata ini masih produktif seperti arch-exporent ataupun archmonetarist. Pada umumnya jenis prefix ini terbatas keproduktifannya dan kebanyakan memiliki nada sindiran kepada orang lain.
mini, Beberapa arti dari jenis ini dapat dibedakan, tetapi kesemuanya terbatas pada kata dasar noun. Beberapa jenis kata yang termasuk adalah minicomputer, minidress, miniklit, minipill, miniwar, prefix jenis ini sangat produktif.
step- Jenis prefix ini mungkin tidak terlalu produktif sebab kesemuanya tersedia pada kata dasar yang telah digunakan sebelumnya. Menariknya, prefix jenis ini tidak digunakan diluar kata yang merujuk pada lingkungan keluarga, seperti stepbrother, tetapi stepgrand-mother dan stepcousin agaknya juga sering dipakai dan difahami oleh pemakainya.
Prefixes lain dari jenis ini adalah mal- (malnutrition), maxi-, pro-(pro-consul) meskipun kata adjektif seringkali berasal dari prefix bentuk ini.
2. Digunakan khusus dengan sebuah kata dasar Verb
Jenis prefix ini jarang ditemukan, dan bahkan prefix ini biasanya dipakai dengan kata dasar noun, tetapi bila ditambahkan noun kelas katanya akan berubah dan termasuk ke dalam class-changing prefix, tidak termasuk class-maintaining.
de- Prefix ini memiliki makna yang dapat dibedakan, dan kadangkala dipakai menggantikan posisi dis- dan un- ketika ditambahkan ke dalam verb. Beberapa contoh jenis kata ini seperti deastheticize, deboost, decapacitate, descalate. Kata kerja yang dihasilkan de- melalui proses prefiksasi berupa kata verbal tetapi pada proses selanjutnya akan menjadi kata yang nominal.
3. Digunakan khusus dengan sebuah kata dasar adjective
a/er/ atau / / prefix jenis ini ditambahkan secara khusus ke dalam kata dasar adjective, seperti dalam amoral, apolitical, atypical. Beberapa kata yang masih kecil keproduktifannya seperti ahemeral dan avaluative. Jenis prefix ini jarang dipakai karena kebanyakan orang menggunakan un-, yang menggantikan penggunaan a-, oleh karena itu unpolitical dan untypical lebih sering kita dengarkan.
Cis- Prefix jenis ini jarang dipakai. Prefix jenis ini sendiri akan bermakna "di samping itu" pada kata dasar yang diikutinya. Produktifitas sangat terbatas, contohnya seperti cislunar. Prefixes lain dari jenis ini adalah extra (extrasensory).
4. Prefixes yang ditambahkan ke dalam noun dan verb
fore- Prefix jenis ini hanya akan produktif, jika yang ditambahkan ke dalan kata noun. Contoh kata yang ditambahkan ke dalam verb, seperti foretell dan forewarm; contoh kata yang dihasilkan ke dalam noun adalah foreground, forelock, foreman.
re- Prefix jenis ini lebih umum digunakan pada kata verb dibandingkan dengan noun dan hampir keseluruhan noun yang dimulai dengan re- adalah kata yang dinominalkan dari verb seperti rearrangement, re-election. Contoh dari kata verb seperti reconfigure, recycle, resit dan retribalize. Prefix lain dari jenis ini adalah mis- (mislead, misfortune).
5. Prefixes yang ditambahkan ke noun dan adjective.
In-, prefix jenis ini memiliki bentuk sesuai dengan inisial huruf yang akan ditambahkan.
Im = /p, b/
Im ( ) / In = / f, v/
I = /m, n, l, r/
In = /k, g/
In = /t, d, s, t, d, j/ dan huruf vokal.
Jenis prefix ini tidak digunakan sebelum / , , , , ,w/,prefix jenis in- juga tidak ditambahkan ke kata dasar yang dimulai dengan kata dasar in-, seperti ininflamable, inintelligble, ininflected, ada banyak kata yang jika dianalisa juga telah ditambahkan in-, seperti illegal, impossible, indefinite, inoperable, insane, irrevent dan noun yang dibentuk dari kata -in yang tidak terlalu produktif. Kata jenis ini memiliki makan negtif. Banyak kata dari jenis ini telah diubah dan diganti ke prefix un- (seperti impopular yang digantikan dengan kata unpopular), dan banyak prefix lain yang berbentuk in- yang sekarang produktif seperti in-joke, in-language, in-state. Kebanyakan dari noun yang ditambahkan in- adalah hasil dari nominalisasi dari adjective. Sangat sering suatu adjective dengan in- diverbalkan, seperti illegalize.
mid- Prefix jenis ini sangat terbatas keproduktifannya. Pada dasarnya digunakan untuk kata noun seperti mid-day, mid-november, tetapi juga kadangkala dipakai untuk adjective seperti mid-victorian.
Prefix lain dari jenis adalah ex- (ex-president, exorbital), dan menurut analisa yang dikemukakan oleh Marchand, un- juga ada sebagian yang termasuk (unbeliever, unfair).
6. Ditambahkan ke dalam verb dan adjective
Kategori ini jarang ditemukan, bahkan prefix jenis seperti ini paling sering didapatkan melalui nominalisasi dari verb.
circum- Prefix ini biasanya terdapat di dalam kata pada bahasa Latin, tetapi belakangan ini juga digunakan untuk kata dasar bahasa Inggris. Contohnya seperti circumnavigate, dan circumseribe. Contoh dari kata adjective seperti circumjacent, circumpolar, circumstellar.
7. Prefix yang ditambahkan ke noun, verb, dan adjective
counter- Kata yang beraral dari kata nominal seperti counterculture, countereffect, counterstrike, sedangkan di kata dasar yang verbal seperti counterattractive, counterintuitive, counterproductive. Prefix ini sangat produktif.
dis- Prefix yang paling produktif, baik sekarang maupun sepanjang pemakaiannya dalam bahasa Inggris. Dalam formasi verb, prefix jenis ini juag ditambahkan ke noun dan adjective. Contohnya seperti: disbenefit, disinformation; disambiguate, disemplane, disbound.
Prefixes lain yang termasuk adalah co- (co-author, co-articulate, co-equal), inter- (interdependence, intermix, interdigital), dan sub- (subwarden, sublet, subconscious).
E. KESIMPULAN
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata "prefiks" sendiri diserap dari kata "prefix" yang terdiri dari kata dasar "fix" yang berarti "membubuhi" dan prefiks "pre-", yang berarti "sebelum". Prefixes memiliki dua ciri-ciri yakni melahirkan suatu makna yang baru dan juga mempunyai distribusi pada kata. Penambahan prefixes pada kata akan membuat maknanya berubah (deriviasi) dan adapula yang tidak merubah namanya (inflasi). Proses penambahan prefixes (Prefixation) pada Bahasa Inggris umumnya lebih banyak tidak merubah kelas kata dari kata dasarnya (Class-Maintaining Prefixes) tetapi adapula yang berubah kelas katanya (Class-Changing Prefixes). Class-Maintaining Prefixes digunakan pada tujuh kategori yakni digunakan khusus pada kata dasar noun (contohnya arch-, mini-), digunakan khusus pada kata dasar verb (contohnya de-), digunakan khusus pada kata dasar adjective (contohnya a-, cis-), prefixes yang ditambahkan ke kata dasar noun dan verb (contohnya fore-, re-), ditambahkan ke kata dasar noun dan adjective (contohnya in-, mid-), ditambahkan ke kata dasar verb dan adjective (contohnya circum-) dan prefixes yang ditambahkan ke kata dasar noun, verb, dan adjective (contohnya counter-, dis-). Sedangkan pada Class-changing prefixes ada beberapa awalan yang jika dipakai akan merubah kelas katanya diantaranya a-, be-, en-.
DAFTAR PUSTAKA
• Alwi, Hasan dll. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka.
• Salliyanti. 2004 Afiksasi Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa Dialek Solo. Medan: Universitas Sumatera Utara.
• Crystal, David. 1997. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Massachusetts: Blackwell Publishers.
• Haspelmath, Martin. 2002. Understanding Morphology. London: Oxford University Press.
• Katamba, Francis. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The MacMillan Press.
• E. lapalamba, Lyda.1976. An introduction to grammar: traditional , structural, transformational. Massauchussets:Winthrop publisher Inc.
• Bauer, Laurie.1989. English Word Formation. Cambridge: Cambridge University Press.
• Parera, Jos Daniel. 1990. Morfologis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
• Zaenal Arifin dan Junaiyah H. Matanggui (2007). Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
A. INTRODUCTION
Bahasa tanpa disadari oleh manusia telah menjadi suatu aspek penting dalam bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan manusia. Secara lebih terperinci, Human Language (bahasa manusia) dipelajari dalam suatu kajian ilmu khusus yang disebut dengan Linguistik. Mempelajari Linguistik tentunya akan mempelajari berbagai unsur dalam bahasa yakni mempelajari mengenai bunyi dan suara (phonology), struktur kalimat (syntax), makna (semantic), mempelajari mengenai bagaimana pengetahuan didapatkan di dalam berbagai situasi sosial dalam keberagaman budaya (sociolinguistics), mempelajari bagaimana manusia mendapatkan dan mempelajari suatu bahasa (language acquisition) dan juga mempelajari pembentukan dan penyusunan kata dalam Morphology.
Dalam Morphology terdapat suatu unit terkecil dari struktur kata yang disebut Morpheme. Morpheme terbagi kedalam dua jenis yakni bound morpheme (morpheme terikat) dan free morpheme (morpheme bebas). Menurut Bauer (1989 : 17), free morpheme adalah suatu morpheme yang dapat berdiri sendiri (merupakan suatu bentuk kata yang memiliki arti), sedangkan bound morpheme adalah suatu morpheme yang hanya dapat menjadi suatu bentuk kata jika dihubungkan paling sedikit dengan satu morpheme yang lain.
Bound morpheme dapat diketahui dengan mempelajari affixes (imbuhan) yang merupakan suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) terbagi menjadi suffixes (akhiran), infixes (sisipan), circumfixes (ditambahkan diawal dan diakhir) dan prefixes (awalan). Penggunaan prefixes (awalan) atau disebut prefixation akan menjadi suatu kata kedalam kelas kata tersendiri baik menjadi noun, verb maupun adjective, jika kelasnya berubah maka disebut Class-changing prefix tetapi bila tidak merubah kelasnya disebut Class-maintaing prefix.
B. PREFIXATION
Proses morfologis (atau proses morfemis menurut beberapa linguis) dengan penambahan affiks ini merupakan suatu proses yang paling umum dalam bahasa (Parera, 1990;18). Dalam bahasa Inggris, affixation hanya terdiri dari dua macam yakni suffixation dan prefixation. Prefixation atau prefiksasi berasal dari kata prefix yang merupakan imbuhan yang terletak diawal kata, Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae), dalam bahasa Inggris pre berarti sebelum dan fix berarti tempel. Jadi prefix artinya imbuhan di depan (suatu kata). Menurut Haspemalth, prefix adalah affixes yang mengawali bentuk dasar suatu kata, sedangkan menurut David Crystal, prefix adalah suatu istilah dalam morfologi yang merujuk pada sebuah affix dimana ditambahkan pada awal sebuah kata dasar. Proses penambahan prefixes inilah yang kemudian disebut Prefixation.
Prefixes dilekatkan sebelum bentuk dasar (Katamba 1933:44), walaupun agak jarang dipakai dibandingkan dengan suffixes, prefixes juga berfungsi sama dengan suffixes (Bauer 1989:21). Proses prefiksasi banyak terjadi di dalam kata-kata bahasa Inggris membentuk lexeme baru (seperti: un-, mini-, dis-). Tetapi bahasa Inggris tidak menggunakan prefiksasi untuk membentuk infleksi. Semua prefixes bahasa Inggris adalah bound morpheme, oleh karena itu, mereka tidak dapat berdiri sendiri. Prefixes adalah morpheme sebab merupakan meaning-bearing (melahirkan makna yang baru) dan juga memiliki karakteristik yang distributional patterns . Sebuah kata dapat memiliki lebih dari satu prefix, tetapi harus terdapat di dalam suatu aturan yang telah ditentukan. Sebagaimana kata "unrewarded", terdiri dari dua awalan yaitu un- dan re-, yang mana harus ditempatkan sesuai dengan aturannya, tidak pernah re- ditempatkan mendahului un-.
Kadangkala kita menemukan sebuah prefix, seperti en-, yang memiliki phonetic sama yang dimiliki sebuah suffix yaitu -en. Para ahli Linguistik membedakan bahwa bagaimanapun distribusinya atau posisinya didalam kata tetap berbeda sehingga merupakan dua morpheme yang berbeda. Ada beberapa macam bentuk prefix dalam bahasa Inggris , diantaranya:
1. Prefik a-
a. Bentuk
Prefiks a- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan. Contoh :
a - + side, “sisi” aside “disamping”
a - + ground “tanda” aground “terdampar”
b. Distribusi
Prefiks a - melekat pada :
1. Kata benda
a - + fine “api” afire “terbakar”
2. Kata Kerja
a - + sleep “tidur” asleep “tertidur”
3. Kata Sifat
a - + light “terang” alight “bercahaya”.
2. Prefiks by-
a. Bentuk
Prefiks by- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan. Contoh :
by - + play “bermain” byplay “hal yang tidak perlu”
b. Distribusi
Prefiks by- dapat melekat pada
1. Kata Benda
Contoh :
by - + law “undang-undang”
bylaw “anggaran rumah tangga”
2. Kata Kerja
Contoh :
by - + gone “pergi” by gone “hal yang sudah lampau”
by pass “jalan raya”.
3. Prefiks dis-
a. Bentuk
Prefiks dis- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar. Contoh :
dis- + obey “mematuhi” ................ disobey “ketidakmampuan”
dis- + belief “kepercayaan” ........... disbelief “ketidakpercayaan”
b. Distribusi
Prefiks dis- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh
dis- + belief “kepercayaan” ...disbelief “ketidakpercayaan”
2. Kata Kerja
Contoh
dis- + arrange “menyusun” ...disarrange “tidak memimpin”
3. Kata Sifat
Contoh :
dis- + graceful “anggun” ...disgraceful “memalukan”.
4. Prefiks en-
Bentuk
Prefiks en- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar. Contoh :
en- + camp “kemah” .... encamp “berkemah”
en- + slave “budak” .... enslave “memperbudak”
b. Distribusi
Prefiks en- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
en- + list “daftar” .... enlist “membuat daftar”
2. Kata Kerja
Contoh :
en- + close “menutup” .... enclose “menutup”
3. Kata Sifat
Contoh :
en- + sure “yakin” . ... ensure “meyakinkan”.
5. Prefiks in-
a. Bentuk
Prefiks in- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Contoh :
in- + expensive “mahal” .... inexpensive “tidak mahal”
b. Distribusi
1. Kata Benda
Contoh :
in- + aptitude “kecakapan” ...inaptitude “ketidakcakapan”
2. Kata Sifat
Contoh :
in- + animate “yang hidup” ...inanimate “mati”.
6. Prefiks mis-
Bentuk
Prefiks mis- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal konsonan.
3. Kata Sifat
Contoh
en- + sure "yakin" . ... ensure"meyakinkan".
7. Prefiks non-
Bentuk
Prefiks non- tidak mengalami perubahan bentuk bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan.
Contoh :
non- + profit “keuntungan”... nonprofit “yang tidak mencari keuntungan”
b. Distribusi
Prefiks non- dapat melekat pada :
1. Kata Benda
Contoh :
non- support “dukungan” ...nonsupport “tanpa dukungan”
2. Kata Kerja
Contoh :
non- conformist “menuruti adat” ...nonconformist “tidak menuruti adat.
3. Kata Sifat
Contoh :
non- + combustible “mudah terbakar” ..noncombustible “tahan api”
Penggunaan prefix dalam bahasa Indonesia, pada umumya terdiri atas kata dasar dan kata jadian. Sebuah kata jadian dapat dibentuk dari dua macam dasar, yakni (1) dasar yang tanpa imbuhan, contohnya mandi, marah, murah; (2) dasar yang maknanya dapat ditentukan hanya apabila kata dasar itu telah diberi imbuhan contohnya temu, juang.
1. Awalan ber-
Awalan ber- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba). Kalimat yang berpredikat kata kerja ini tidak memiliki objek, tapi dapat memiliki pelengkap atau keterangan. Kata kerja berawalan ber- tidak dapat dipasifkan dengan awalan di-. Awalan ber- akan berubah bentuk menjadi:
• be- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: bekerja; beternak; berumput; beracun
• bel- untuk kasus khusus: belajar; belunjur
Awalan ber- memiliki makna:
Mempunyai: beratap; bercita-cita; beristri
Menggunakan atau memakai: berlayar; bermobil; berbaju
Menghasilkan: bertelur; berkokok
Dalam jumlah atau kelipatan: bertiga; berjuta-juta
Mengakui atau memanggil sebagai: beradik; berbapak; bertuan
Bertindak atau bekerja sebagai: bertani; bertinju; bertukang
Berada dalam keadaan: bergembira; bersedih
Menyatakan perbuatan timbal-balik: bergulat; bertinju
Menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri: berhias; bercukur
Awalan ber- memiliki keterkaitan dengan awalan per-, misalnya bersegi dan persegi.
2. Awalan meng-
Awalan meng- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) aktif, baik transitif (memerlukan objek) maupun taktransitif (tidak memerlukan objek). Awalan meng- tetap berupa meng- jika diikuti kata dasar yang diawali salah satu dari lima vokal (a, e, i, o, u) atau lima huruf lain: g, h, k, q, dan x. Tetapi, awalan meng- akan berubah bentuk menjadi:
Me- jika diikuti kata dasar berawalan l, m, n, r, w, y
Men- jika diikuti kata dasar berawalan c, d, j, t, z
Mem- jika diikuti kata dasar berawalan b, f, p, v
Meny- jika diikuti kata dasar berawalan s
Kata dasar yang diawali dengan konsonan k, p, s, dan t (ditandai dengan bintang pada daftar di atas) akan mengalami peluluhan atau penghilangan huruf tersebut jika diberi awalan meng-, misalnya mengaitkan, menarikan, memaku, dan menyapu. Peluluhan ini tidak terjadi jika huruf pertama k, p, s, atau t pada kata dasar tersebut diikuti oleh konsonan juga (konsonan ganda), Misalnya mengkristal, mempromosikan, mensyaratkan,dan mentransmisikan. Peluluhan juga tidak dilakukan terhadap kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang dianggap belum diserap sempurna juga tidak mengalami peluluhan ini. Awalan meng- yang diikuti kata dasar yang terdiri dari hanya satu suku kata (ekasuku) diberi tambahan huruf e sehingga mengalami perubahan bentuk menjadi menge-, misalnya mengebom, mengecat, mengelas, mengerem. Awalan meng- memiliki makna :
Menjadi: mencair; menguning; mengkristal
berfungsi sebagai/menyerupai: menyupir; menggunung
makan atau minum: menyatai; mengopi; mengeteh
menuju: mengutara; melaut; menepi
mencari atau mengumpulkan: mendamar; merumput
mengeluarkan bunyi: mengeong; mengaum; mencicit
menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang: membisu; membatu; merendah hati
dasar verba: membaca; menulis; membajak
membuat atau menghasilkan: menyambal; menggulai; membatik
menyatakan: mengaku
Awalan meng- memiliki pertalian makna dengan awalan di- sebagai bentuk pasifnya (memukul dan dipukul) serta awalan peng- sebagai bentuk nominanya (mengemis dan pengemis).
3. Awalan di-
Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) pasif dan berkaitan dengan bentuk aktifnya yang dibentuk dengan awalan meng-, misalnya dipukul dan memukul. Awalan di- tidak mengalami perubahan bentuk seperti bentuk meng- pasangannya. Awalan di- tidak mengalami peluluhan jika diikuti oleh kata yang diawali oleh huruf k, p, s, atau t (misalnya dikaitkan,ditarikan, dipaku, dan disapu) dan juga tidak mendapatkan tambahan huruf e jika kata dasarnya hanya terdiri dari satu suku kata (misalnya dibom, dicat, dilas, direm). Kesalahan yang sering terjadi adalah kekeliruan penulisan di- sebagai awalan yang harus ditulis serangkai dan penulisan di sebagai kata depan (preposisi) penunjuk tempat yang harus ditulis terpisah. Contohnya dijual bukan di jual (karena sebagai awalan kata jual) dan di mana bukan dimana (karena merupakan kata depan). Cara mudah untuk memisahkan fungsi keduanya adalah dengan melihat jenis kata yang terbentuk: Jika menjadi kata kerja pasif, itu berarti harus ditulis serangkai dan jika menjadi penunjuk tempat atau lokasi, itu berarti harus ditulis terpisah.
Awalan di- memiliki makna:
dikenai tindakan: dibeli; dipukul; dites
dikenai dengan: diparang; digunting; digergaji
dibuat atau dijadikan: digulai; disambal; dipepes
diberi atau dilengkapi dengan: dicat; ditugasi; dipagari
4. Awalan ke-
Awalan ke- memiliki 3 fungsi, yaitu pembentuk (1) kata benda (nomina), (2) kata bilangan (numeralia), dan (3) kata kerja (verba). Awalan ke- sebagai pembentuk kata kerja hanya digunakan pada ragam percakapan atau tidak resmi dan memiliki kesamaan makna dengan awalan ter-, misalnya ketawa (tertawa) dan kepergok (terpergok). Awalan ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada kata dasar. Sama seperti di- yang memiliki kemiripan dengan kata depan di, ke- juga memiliki kemiripan dengan preposisi ke yang penulisannya juga harus dipisah, misalnya ke sana, bukan kesana. Awalan ke- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
kata benda
o yang mempunyai sifat atau ciri: ketua
o yang dituju dengan: kekasih; kehendak
kata bilangan
o tingkat atau urutan: ketiga; kelima; kesebelas
o kumpulan: kedua (buku); ketiga (orang)
kata kerja (ragam percakapan)
o telah mengalami; menderita keadaan; menderita kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba): ketabrak; kepergok; ketemu
o dapat atau sanggup: kebaca; keangkat
5. Awalan per-
Awalan per- memiliki 2 fungsi, yaitu pembentuk (1) kata kerja (verba), dan (2) kata benda (nomina). Sebagai pembentuk nomina, awalan ini berkaitan dengan awalan ber-, misalnya persegi (bersegi). Awalan per- hanya mengalami perubahan bentuk jika berfungsi sebagai pembentuk kata benda karena kaitannya dengan awalan ber-. Perubahannya sama dengan perubahan pada awalan ber-, yaitu menjadi:
pe- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: pekerja; peternak
pel- untuk kasus khusus: pelajar; pelunjur
Awalan per- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
Kata kerja
menjadikan atau membuat menjadi: perindah; perjelas
membagi menjadi: perdua; pertiga
melakukan: perbuat
memanggil atau menganggap: perbudak; pertuan
Kata benda (berkaitan dengan awalan ber-)
yang memiliki: persegi; pemalu
yang menghasilkan: pedaging; petelur
yang biasa melakukan (sebagai profesi, kegemaran, kebiasaan): pertapa; petinju; pelajar
yang melakukan pekerjaan mengenai diri: peubah
yang dikenai tindakan: pesuruh; petatar
yang biasa bekerja di: pelaut; peladang
yang gemar: perokok; pendaki gunung
Bentuk kata turunan dengan pengimbuhan per- terhadap satu dasar mencerminkan perbedaan makna dan sumber penurunannya, misalnya:
pejabat adalah orang yang berjabatan (memiliki jabatan) sedangkan penjabat adalah orang yang menjabat (tapi tidak memiliki)
petinju adalah orang yang bertinju (olahragawan) sedangkan peninju adalah orang yang meninju
6. Awalan peng-
Awalan peng- berfungsi sebagai pembentuk kata benda (nomina) yang bertalian maknanya bentuk dan maknanya dengan awalan meng-. Misalnya pengemis (orang yang mengemis), pengarang (orang yang mengarang), dll. Pertalian makna ini merupakan alasan pembedaan awalan peng- dengan awalan per-. Karena pertaliannya dengan awalan meng- itu, maka awalan peng- pun mengalami perubahan bentuk yang serupa dengan perubahan pada awalan meng-, yaitu:
tetap peng- jika diikuti kata dasar berawalan a, e, i, o, u, g, h, k, q, x
pe- jika diikuti kata dasar berawalan l, m, n, r, w, y
pen- jika diikuti kata dasar berawalan c, d, j, t, z
pem- jika diikuti kata dasar berawalan b, f, p, v
peny- jika diikuti kata dasar berawalan s
Juga sama dengan awalan meng-, terjadi peluluhan/penghilangan huruf pada kata dasar berawalan konsonan k, p, s, dan t (ditandai dengan bintang pada daftar di atas) tapi tidak berkonsonan ganda, misalnya pengaitan, penarikan, pemalsuan, dan penyapuan. Kata dasar ekasuku pun diberi tambahan huruf e jika diberi awalan peng-, misalnya pengeboman, pengecatan, pengelasan, pengereman. Awalan peng- memiliki makna:
yang melakukan perbuatan: pembeli; pengirim
orang yang berprofesi sebagai: pengarang; penyiar; penulis
orang yang memiliki sifat: pemarah; pemalas; penakut
alat yang dipakai untuk: penggali; pengetes; penopang
7. Awalan se-
Awalan se- memiliki dua fungsi yaitu (1) menjadi klitika dari kata esa seperti sekampung dan (2) sebagai pembentuk kata keterangan (adverbia) seperti secepatnya. Awalan se- tidak mengalami perubahan bentuk jika dirangkaikan dengan kata yang lain. Awalan se- memiliki makna sesuai fungsinya:
sebagai klitika
o satu: sekamar; serumah; sekampung
o seluruh: se-Indonesia
o sama atau sampai: setinggi; sepandai; sedepa; segalah
sebagai pembentuk kata keterangan
o dengan; seizinku
o menurut atau sesuai; setahuku; seingatku; semaunya
o setelah: sepergimu; sesampai
8. Awalan ter-
Awalan ter- memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pembentuk (1) kata kerja (verba) dan (2) kata sifat (adjektiva). Awalan ter- akan berubah bentuk menjadi:
te- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r: teperdaya; tepercaya; terasa; terawat
tel- untuk kasus khusus: telanjur
Awalan ter- memiliki makna sesuai dengan kata yang dibentuknya:
kata kerja
o telah dilakukan atau dalam keadaan: terbuka; terjangkau
o telah mengalami atau menderita keadaan atau kejadian (dengan sengaja atau dengan tiba-tiba): terkencing-kencing; terbangun; teringat; terbawa
o dapat (biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -kan): terperikan; terkirakan; terangkat; terserap
kata sifat
o paling: terpandai; tercantik
Dalam ragam percakapan, awalan ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki kesamaan makna dengan awalan ke-, misalnya tertawa (ketawa) dan terpergok (kepergok).
C. CLASS-CHANGING PREFIXES
Class-changing prefixes adalah proses penambahan awalan yang merubah kelas kata dasar yang ditambahkan. Ada beberapa prefixes yang bila digunakan akan merubah kelas kata, diantaranya:
a- / / Prefixes ini berbentuk kata sifat secara umumnya tetapi terkecuali apabila kata yang ditambahkan awalan adalah kata yang ambiguos (memiliki dua kelas kata) antara noun dan verb. Bentuk adjektive yang dihasilkan oleh proses ini terbatas pada posisi predikat yang disandang. Contohnya seperti the house is ablaze = the ablaze house. Contoh lain seperti asleep, astir, awash. Prefix jenis ini masih produktif: aclutter, aglaze, asquish, aswivel, awhir.
be- Jenis prefix ini berasal dari bentuk dasar verb transitif yang kemudian berubah menjadi adjective, verb atau yang paling sering adalah noun. Contohnya seperti becalm, bespatter, bemoan, befriend, bewitch. Prefix jenis ini biasanya tidak terlalu produktif kecuali kata "bejewelled", dimana kalimat past participle dari kata verb dipakai sebagai adjective yang berfungsi menjelaskan.
en- Prefix jenis ini merupakan verb transitif, utamanya dibentuk dari noun, seperti entomb, ensnare, enslave. Dalam hal ini, memasukkan prefix jenis ini kedalam noun biasanya menghasilkan kata yang masih produktif tetapi membuat kata tersebut tidak dapat menjadi noun kembali, seperti enslave sudah tidak bisa lagi. Prefix lain di dalam kelas ini adalah de- (debark), dis- (disbar), non (non-stick), un (unhorse).
D. CLASS-MAINTAINING PREFIX
Ada beberapa kategori prefixes yang termasuk dalam kelas ini:
1. Digunakan Khusus dengan Kata Dasar Noun
arch- Prefix jenis ini ditambahkan ke dalam kata human noun (kata yang merujuk kepada manusia) untuk menunjukkan seorang yang berlebih-lebihan atau kata yang merujuk pada seseorang sebelum kesuksesannya. Jenis kata ini masih produktif seperti arch-exporent ataupun archmonetarist. Pada umumnya jenis prefix ini terbatas keproduktifannya dan kebanyakan memiliki nada sindiran kepada orang lain.
mini, Beberapa arti dari jenis ini dapat dibedakan, tetapi kesemuanya terbatas pada kata dasar noun. Beberapa jenis kata yang termasuk adalah minicomputer, minidress, miniklit, minipill, miniwar, prefix jenis ini sangat produktif.
step- Jenis prefix ini mungkin tidak terlalu produktif sebab kesemuanya tersedia pada kata dasar yang telah digunakan sebelumnya. Menariknya, prefix jenis ini tidak digunakan diluar kata yang merujuk pada lingkungan keluarga, seperti stepbrother, tetapi stepgrand-mother dan stepcousin agaknya juga sering dipakai dan difahami oleh pemakainya.
Prefixes lain dari jenis ini adalah mal- (malnutrition), maxi-, pro-(pro-consul) meskipun kata adjektif seringkali berasal dari prefix bentuk ini.
2. Digunakan khusus dengan sebuah kata dasar Verb
Jenis prefix ini jarang ditemukan, dan bahkan prefix ini biasanya dipakai dengan kata dasar noun, tetapi bila ditambahkan noun kelas katanya akan berubah dan termasuk ke dalam class-changing prefix, tidak termasuk class-maintaining.
de- Prefix ini memiliki makna yang dapat dibedakan, dan kadangkala dipakai menggantikan posisi dis- dan un- ketika ditambahkan ke dalam verb. Beberapa contoh jenis kata ini seperti deastheticize, deboost, decapacitate, descalate. Kata kerja yang dihasilkan de- melalui proses prefiksasi berupa kata verbal tetapi pada proses selanjutnya akan menjadi kata yang nominal.
3. Digunakan khusus dengan sebuah kata dasar adjective
a/er/ atau / / prefix jenis ini ditambahkan secara khusus ke dalam kata dasar adjective, seperti dalam amoral, apolitical, atypical. Beberapa kata yang masih kecil keproduktifannya seperti ahemeral dan avaluative. Jenis prefix ini jarang dipakai karena kebanyakan orang menggunakan un-, yang menggantikan penggunaan a-, oleh karena itu unpolitical dan untypical lebih sering kita dengarkan.
Cis- Prefix jenis ini jarang dipakai. Prefix jenis ini sendiri akan bermakna "di samping itu" pada kata dasar yang diikutinya. Produktifitas sangat terbatas, contohnya seperti cislunar. Prefixes lain dari jenis ini adalah extra (extrasensory).
4. Prefixes yang ditambahkan ke dalam noun dan verb
fore- Prefix jenis ini hanya akan produktif, jika yang ditambahkan ke dalan kata noun. Contoh kata yang ditambahkan ke dalam verb, seperti foretell dan forewarm; contoh kata yang dihasilkan ke dalam noun adalah foreground, forelock, foreman.
re- Prefix jenis ini lebih umum digunakan pada kata verb dibandingkan dengan noun dan hampir keseluruhan noun yang dimulai dengan re- adalah kata yang dinominalkan dari verb seperti rearrangement, re-election. Contoh dari kata verb seperti reconfigure, recycle, resit dan retribalize. Prefix lain dari jenis ini adalah mis- (mislead, misfortune).
5. Prefixes yang ditambahkan ke noun dan adjective.
In-, prefix jenis ini memiliki bentuk sesuai dengan inisial huruf yang akan ditambahkan.
Im = /p, b/
Im ( ) / In = / f, v/
I = /m, n, l, r/
In = /k, g/
In = /t, d, s, t, d, j/ dan huruf vokal.
Jenis prefix ini tidak digunakan sebelum / , , , , ,w/,prefix jenis in- juga tidak ditambahkan ke kata dasar yang dimulai dengan kata dasar in-, seperti ininflamable, inintelligble, ininflected, ada banyak kata yang jika dianalisa juga telah ditambahkan in-, seperti illegal, impossible, indefinite, inoperable, insane, irrevent dan noun yang dibentuk dari kata -in yang tidak terlalu produktif. Kata jenis ini memiliki makan negtif. Banyak kata dari jenis ini telah diubah dan diganti ke prefix un- (seperti impopular yang digantikan dengan kata unpopular), dan banyak prefix lain yang berbentuk in- yang sekarang produktif seperti in-joke, in-language, in-state. Kebanyakan dari noun yang ditambahkan in- adalah hasil dari nominalisasi dari adjective. Sangat sering suatu adjective dengan in- diverbalkan, seperti illegalize.
mid- Prefix jenis ini sangat terbatas keproduktifannya. Pada dasarnya digunakan untuk kata noun seperti mid-day, mid-november, tetapi juga kadangkala dipakai untuk adjective seperti mid-victorian.
Prefix lain dari jenis adalah ex- (ex-president, exorbital), dan menurut analisa yang dikemukakan oleh Marchand, un- juga ada sebagian yang termasuk (unbeliever, unfair).
6. Ditambahkan ke dalam verb dan adjective
Kategori ini jarang ditemukan, bahkan prefix jenis seperti ini paling sering didapatkan melalui nominalisasi dari verb.
circum- Prefix ini biasanya terdapat di dalam kata pada bahasa Latin, tetapi belakangan ini juga digunakan untuk kata dasar bahasa Inggris. Contohnya seperti circumnavigate, dan circumseribe. Contoh dari kata adjective seperti circumjacent, circumpolar, circumstellar.
7. Prefix yang ditambahkan ke noun, verb, dan adjective
counter- Kata yang beraral dari kata nominal seperti counterculture, countereffect, counterstrike, sedangkan di kata dasar yang verbal seperti counterattractive, counterintuitive, counterproductive. Prefix ini sangat produktif.
dis- Prefix yang paling produktif, baik sekarang maupun sepanjang pemakaiannya dalam bahasa Inggris. Dalam formasi verb, prefix jenis ini juag ditambahkan ke noun dan adjective. Contohnya seperti: disbenefit, disinformation; disambiguate, disemplane, disbound.
Prefixes lain yang termasuk adalah co- (co-author, co-articulate, co-equal), inter- (interdependence, intermix, interdigital), dan sub- (subwarden, sublet, subconscious).
E. KESIMPULAN
Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata "prefiks" sendiri diserap dari kata "prefix" yang terdiri dari kata dasar "fix" yang berarti "membubuhi" dan prefiks "pre-", yang berarti "sebelum". Prefixes memiliki dua ciri-ciri yakni melahirkan suatu makna yang baru dan juga mempunyai distribusi pada kata. Penambahan prefixes pada kata akan membuat maknanya berubah (deriviasi) dan adapula yang tidak merubah namanya (inflasi). Proses penambahan prefixes (Prefixation) pada Bahasa Inggris umumnya lebih banyak tidak merubah kelas kata dari kata dasarnya (Class-Maintaining Prefixes) tetapi adapula yang berubah kelas katanya (Class-Changing Prefixes). Class-Maintaining Prefixes digunakan pada tujuh kategori yakni digunakan khusus pada kata dasar noun (contohnya arch-, mini-), digunakan khusus pada kata dasar verb (contohnya de-), digunakan khusus pada kata dasar adjective (contohnya a-, cis-), prefixes yang ditambahkan ke kata dasar noun dan verb (contohnya fore-, re-), ditambahkan ke kata dasar noun dan adjective (contohnya in-, mid-), ditambahkan ke kata dasar verb dan adjective (contohnya circum-) dan prefixes yang ditambahkan ke kata dasar noun, verb, dan adjective (contohnya counter-, dis-). Sedangkan pada Class-changing prefixes ada beberapa awalan yang jika dipakai akan merubah kelas katanya diantaranya a-, be-, en-.
DAFTAR PUSTAKA
• Alwi, Hasan dll. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka.
• Salliyanti. 2004 Afiksasi Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa Dialek Solo. Medan: Universitas Sumatera Utara.
• Crystal, David. 1997. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Massachusetts: Blackwell Publishers.
• Haspelmath, Martin. 2002. Understanding Morphology. London: Oxford University Press.
• Katamba, Francis. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The MacMillan Press.
• E. lapalamba, Lyda.1976. An introduction to grammar: traditional , structural, transformational. Massauchussets:Winthrop publisher Inc.
• Bauer, Laurie.1989. English Word Formation. Cambridge: Cambridge University Press.
• Parera, Jos Daniel. 1990. Morfologis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
• Zaenal Arifin dan Junaiyah H. Matanggui (2007). Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.