Pengumpulan
data memerlukan teknik-teknik yang tepat. Teknik evaluasi program disebut pula
instument atau alat pengumpulan data. Teknik-teknik evaluasi program
perludisiapkan oleh evaluator sebelum melakukan upaya penggalian dan
penghimpunan data. Oleh karena itu, evaluator perlu memilih dan menyusun teknik
pengumpulan data yang tepat, yaitu memenuhi syarat realibilitas dan
vadilitasnya dengan mempertimbangkan tujuan, sumer dan jenis data, serta
kelancaran pengolahannya. Teknik-teknik atau alat pengumpulan data yang akan
dibahas dibawah ini adalah kuesioner (angket), wawancara (interiew), pengamatan
(observasi), dan beberapa teknik lainnya.
A. Kuesioner
Atau Angket (Questionaire)
Kuesioner
adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi dafar pertanyaan
(questions) atau pernyataan(statement) yang disusun secara khusus dan digunakan
untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi sebagaimana
dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis (Babbie,1986: 558). Kuesioner lebih
banyak digunakan dalam evaluasinprogram yang menggunakan metode survei, namun
dapat pula digunakan dalam berbagai metode evaluasi metode lainnya.
Kuesioner
disebarkan kepada populasi atau sampel yang
tersebar dan/atau banyak jumlahnya. Subjek atau responden berusha untk menjawab
pertanyaan atau pernyataan yang terdapat dalam angket dan mengisi pernyataan
atau pernyataan itu secara tertulis, serta mengembaalikan kuesioner yang telah
diisi jawaban oleh evaluator.
Pertanyaan
atau pernyataan dalam kuesioner pada umumnya berisi: (a) fakta-pakta yang
diketahui atau dialami oleh responden. Contohnya data pribdi (biodata)
responden, pengethuan rasponden tentang benda dan peristiwa diluar dirinya; dan
(b) sikap, pendapt, aspirasi atau tanggapan responden terhadap sesuatu yang
diajukan kepadanya, yang memerlukan keterlibatan persaan, pikiran, dan sikap
resppnden. Contohnya, sikap terhadap manfaat, proses, dan dampak suatu program pendidikan
luar sekolah bagi lulusan dan masyarakat.
Kuesioner,
menurut jenisnya, dapat dibagi kedalam kuesioner tertutup, kuesioner terbuka,
dan kuesioner gabungan ( tertutup dan
terbuka). Pengertian dan contoh ketiga jenis kuesioner tersebut dikemukakan dibawah
ini.
1. Kuesioner
tertutup terdiri atas stem (pertanyaan dan/atau pernyataan) yang jawabannya
telah disediakan sebagai pilihan (option)
jawan pada setiap pertanyaan atau pernyataan. Responden dapat memilih altenatif
jawaban yang sesuai dengan pendapat dan kehendaknya. Kelemahan jenis kuesioner
tertutup adalah bahwa pilihan jawban dapat membatasi kebebasan responden.
Responden harus memilih
jawaban-jawaban tertentu yang telah disediakan. Contohnya pertanyaan:
Bagaimana
pendapat anda sebagai warga belajar apabila bantuan dana belajar dihentikan?
Contoh jawban:
a.
Sangat setuju
b.
Setuju c.
Tidak setuju d.
Sangat tidak setuju
Pertanyaan
dan jawaban dapat berangkai, sepaerti: apabila anda menjawab a. Sangat setuju,
apakah alasannya. Contoh jawaban:
1.
Supaya kelompok dapat mandri.
2.
Belajar keterampilan tidak terganggu dengan
memikirkan dana yang harus dibayar kembali.
3.
Dapat membantu dalam pengadaan bahan baku.
4.
Semua warga sudah berwirausaha.
2. Kuesioner
terbuka terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang memberi kebebasan kepada
responden untuk mengemukakan berbagai alternatif jawaban menurut fikiran dan
cara responden dalam mengemukakan jawaban masing-masing. Contoh pertanyaan:
Bagaimanakah
upaya anda sebagai tutor apabila motivasi warga belajar menurun? Untuk menjawab
pertanyaan ini disediakan tempat tersendiri, misalnya dengan menyediakan kolom
jawaban:.................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Kuesioner
gabungan (tertutup dan terbuka) terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang
mengkombinasikan jawaban-jawaban yang telah disediakan dan harus dipilh, serta
jawaban bebas.
Contoh
pertanyaan:
Apakah
kebutuhan yang harus dipertimbangkan dalam merancang program belajar? Contoh
jawaban:
(a)
kebutuhan hidup,
(b)
kebutuhan pendidikan,
(c)
kebutuhan belajar,
(d)
kebutuhan rasa aman.
Apabila
anda menjawab (c) kebutuhan belajar, jenis keterampilan apa yang anda
identifikasi dari para calon warga belajar? Untuk menjawb pertanyaan ini
disediakan kolom khusus, misalnya dengan:....................................................................................................
...........................................................................................................................................
Kuesioner
hendaknya memiliki pengantar, petunjuk mengisi
jawaban, stem dan option. Pengantar memuat informasi bagiresponden tentang
maksud dan tujuan penyebaran kuesioner, upaya memotivasi agar responden
melibatkan diri untuk menjawab pertanyaan bagi responden dantujuan pengumpulan
data. Dalam pengantar perlu diungkapkan pengungkapan dan penghargaan pengirim
kuesioner terhadap keterlibatan
responden dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan. Petunjuk mengisi jawaban
memuat penjelasan tentang cara menjawab setiap pertanyaan.
Kuesioner yang baik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1.
Stem (pertanyaan atau pernyataan) ditulis
dengan menggunakan kata-kata, istilah, atau kalimat yang jelas, tegas,
sederhana, sopan, dan mudah dimengerti oleh responden.
2.
Setiap stem dikemukakan secara khusus,
mengandung suatu pengertian sehingga tidak rancu bagi responden.
3.
Setiap pertanyaan atau ernyataan tidak
mengandung unsur sugesti sehingga responden seakan-akan merasa diarahkan
untukmemilih suatu jawaban tertentu.
4.
Option (pilihan jawban) dikemukakan dengan
tegas, mengandung daya pembeda yang jelasan antara satu pilihan jawaban dengan
pilihan jawaban yang lainnya, setiap pilihan kawaban berdekatan atau serumpun
dan homogen.
5.
Format dan isi kuesioner menarik perhatian
responden.
Sebelum
kuesioner disusun, perlu disiapkan matrik rancangankuesioner yang memuat tujuan
evaluasi program, unsur-unsur program yang dievaluasi yang mencakup variabel,
dimensi, indikator atau atribut. Perlu dirancang pula bentuk kuesioner
(terbuka, tertutup, dan gabungan), stem (pertanyaan atau pernyataan), dan
(pilihan jawaban). Cara lain ialah membuat matrik kisi-kisi evaluasi yang
memuat tujuan evaluasi, pertanyaan evaluasi, pokok-pokok data yang dihimpun,
variabel, dimensi, indikator, instrumen, dan sumber data.
Program
meliputi kegiatan pendidikan luar sekolah yang akan dievaluasi seperti perogram
kelompok belajar paket A, kelompok belajar usaha, kursus, latihan, dan
penyuluhan. Masalah adalah jarak antara keadaan sesuatu pada saat ini dengan
keadaan yang seharusnya terjadi. Jarak keadaan ini dapat diartikan sebagai
suatu kesulitan, kelemahan, kekurangan, dan sebagainya. Sebagai misal, proses
pembelajaran dalam program Kelompok
Belajar Usaha di Kecamatan A belum lancar, dampak pembelajaran kurang dapat
meningkatkan mutu kehidupan luusan. Komponen program yang akan dievaluasi, yang
didalamnya terdapat masalah, adalah masukan lingkungan, masukan sarana, masukan
mentah, proses, keluaran, asukan lain, dan pengaruh. Dimensi adalah simbul
tentang variasi yang ada pada suatu subjek. Dimensi perlu diperjelas nilainya
serta harus dapat diukur. Variabel adalah kelompok atribut yang penggolongannya
dilakukan secara logis (Bbbie, 1986: 560). Sebagai misal, variabel jenis
kelamin warga belajar yanfg terdiri atas indikator pria dan wanita, latar
belakang pendidikan warga belajar terdiri atas atribut tamat SD, tamat SLTP,
tamat SLTA, dan sebagainya. Dengan demikian, variabel dapat mencakup berbagai
dimensi, dan dimensi terdiri atas indikator atau atribut.
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya bahwa pertanyaan atau pernyataan, atau yang dimuat
dalam kuesioner, dapat mencakup pertanyaan dan/atau pernyataan tertutup,
terbuka, dan gabungan keduanya. Sedangkan pilihan jawaban (option) memuat kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan dipilih
oleh responden dalam menjawab atau mengisi pertanyaan dan/atau pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner.
Kuesioner
disampaikan kepada responden melalui komunikasi tidak langsung seperti
disebarkan kepada sejumlah responden atau melalui korespondensi. Kuesioner
dapat pula disampaikan secara langsung melalui tatap muka. Dalam kumunikasi
langsung (tatap muka), kuesioner dapat menjadi pedoman wawancara (interview guide). Penyampaian kuesioner melalui
tatap muka dilakukan oleh tenaga pengumpulan data yang dipersiapkan secara khusus
melalui rekrutmen dan pelatihan cara ini dilakukan oleh seseorang atau beberapa
tenaga pengumpul data terhadap kelompok responden baik disuatu tempat (ruangan)
atau ditempat lain. Korespondensi dapat dilakukan dengan pengiriman kuesioner
melalui pos dan sejenisnya yang telah dipertimbangkan ketetapan waktunya,
keamanannya, dan waktu pengembalian jawaban responden kepada pihak pengirim
kuesioner. Dibandingkan dengan teknik-teknik evaluasi program yang lain,
kuesioner memiliki tujuh keunggulan
sebagai berikut.
1.
Penggunaan kuesioner menghemat biaya
pengumpulan data apabila dibandingkan dengan teknik interview terhadap
responden yang terbesar luas dan banyak jumlahnya.
2.
Mengheat waktu karena kuesioner dapat
disebarkan kepada orang banyak secara serempak.
3.
Kuesioner dapat diisi oleh responden sesuai
dengan waktu yang disediakan bagi mereka.
4.
Kerahasiaan jawaban responden dapat terjaga
dengan baik.
5.
Kata dan istilah yang digunakan adalah seragam
untuk semua responden.
6.
Tidak terdapat bias yang disebabkan oleh
perbedaan-perbedaan diri para evaluator yang menyebarkan kuesioner.
7.
Responden yang dikirimi kuesioner melalui
surat dapat memberikan informasi yang akurat dengan mencari sumber ianformasi
lain sebelum menjawab pertanyaan secara tertulis.
Sebaliknya,
kuesioner mempunyai beberapa kelemahan
yaitu.
1.
Cara mengumpulkan data tidak fleksibel.
2.
Respon terhadap kuesioner rata-rata rendah.
3.
Perilaku hanya dapat diungkapkan dengan
kata-kata.
4.
Tidak dapat mengontrol lingkungan.
5.
Tidak dapat mengontrol ketetapan urutan
pertanyaan.
6.
Banyak pertanyaan yang mungkin tidak dijawab.
7.
Tidak dapat menghimpun jawaban spontan dari
responden.
8.
Tidak menjamin ketetapan waktu pengembalian
kuesioner dari responden.
9.
Tidak dapat mengontrol ketetapan waktu
pengembalian kuesioner dari responden.
10.
Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang
rumit.
11.
Kemungkinan terjadinya penyimpangan sampel.
Selain bentuk tertutup,
terbuka, gabungan tertutup dan terbuka, serta pilihan berganda, kuesioner dapat
disusun dalam bentuk skala (rating scale)
dan lembar pendapat (oppinionaire).
Contoh kuesioner berbentuk skala dalam evaluasi tentang pengaruh kemampuan
instruktur terhadap hasil belajar peserta pelatihan, adalah sebagai berikut:
Jawablah pertanyaan/pernyataan
berikut dengan memberi tanda √ pada salah satu kolom yang dianggap sesuai
dengan pendapat anda.
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju;
TS : tidak setuju;
S : stuju;
SS : sangat setuju;
SSS : sangat setuju sekali
TABEL 5
Contoh Kuesioner Tertutup
NO
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
SSS
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pelatihan sesuai dengan kebutuhan belajarnya yang saya sampaikan
kepada instruktur
Pelatihan meningkatkan pelatihan kemampuan saya dalam bekerja
Saya ikut mempersiapkan bahan-bahan pelatihan dan penentuan
sumber belajar
Penghasilan saya setelah mengikuti pelatihan bertambah
Saya ingin merekomendasikan supaya teman saya mengi ini.
|
Contoh oppinionaire adalah sebagai berikut.
Kemukakan pendapat
anda dengan melingkari satu angka yang dipandang paling tepat untuk setiap
pernyataan dibawah ini.
Keterangan:
0 :
sangat tidak tepat;
1 : tidak tepat;
2 : agak tepat;
3 : tepat;
4 : tepat sekali;
5 : sangat tepat sekali;
TC : pernyataan tidak cocok;
? : pernyataan tidak di mengertian.
1. Pendidikan
mengemukakan materi pembelajaran dengan jelas, antusias dan menarik karena materi telah disiapkan sesuai dengan
pekerjaan saya. 0 1 2 3 4 5 TC ?
2.
Materi pembelajaran telah meningkat kemampuan
saya dalam mengembangkan cara berfikir saya untuk memecahkan masalah dalam
bekekerja. 0 1 2 3 4 5 TC ?
3. Perhatian
dan kegiatan yang saya curahkan dalam mengikuti materi pembelajaran ini sangat
tinggi dibandingkan dengan materi pembelajaran lainnya. 0 1 2 3 4 5 TC ?
Contoh
bentuk kuesioner lainnya adalah sebagai berikut.
Kemukakan
pendapat anda tentang tingkat pemahaman terhadap materi sebelum dan setelah
anda mengikuti pelatihan.
Keterangan:
0
: tidak
memahami;
1
: kurang
memahami
2
: agak
memahami;
3
: memahami
4
: lebih
memahami
5
: sangat
memahami
TABEL 6
Contoh
Oppinionaire
Tingkat Pemahaman Sebelum Pembelajaran Rendah Tnggi
|
Materi Pembelajaran
|
Tingkat Pemahaman Setelah Pembelajaran Rendah Tinggi
|
||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadap perencanaanProgram
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadap Pengorganisasian Sumber Daya Manusia(SDM)
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadapPenggerakan SDM
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadap pembinaan SDM
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadap penilaian
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Evaluasi terhadap pengembangan Program
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Beberapa
upaya modifikasi dan pengembangan kuesioner untuk menghimpun data dari berbagai
program pendidikan luar sekolah dikemukakan dalam contoh-contoh dibawah ini.
Lokakarya
Pengelolaan Program Kecakapan
Fungsional
Petunjuk: Sebagai
kegiatan evaluasi terhadap efektifitas lokakarya pendidikan kecakapan
fungsional (fungsional skills) kami
mengapresiasi anda dalam mengisi kuesioner ini. Anda tidak perlu mencantumkan
nama anda dalam lembar ini.
Harapan
peserta lokakarya
1.
Peserta lokakarya memiliki tujuan khusus
masing-masing dalam mengikuti lokakarya ini. Kemukakan tujuan utama anda menghadiri
lokakarya ini?....................................................
...........................................................................................................................................
Kemampuan
penyaji
2.
Penyaji materi dalam lokakarya antusias
terhadap topik yang disajikan.
5 4 3 2
1
Sangat
tercapai Sebagian besar antusias Sebagian antusias Kurang
antusias Tidak antusias
Dukungan lembaga penyelenggaraan lokakarya
3.
Apakah lembaga penyelenggara lokakarya telah
mempersiapkan pengalaman belajar yang efektif bagi peserta?
Ya
( ) Tidak
( ) Tidak
tahu ( )
Alasannya:...........................................................................................................................
Manfaat
lokakarya
4.
Dengan ungkapan anda sendiri, jelaskan satu
atau dua manfaat bagi pribadi anda setelah mengikuti lokakarya
ini.........................................................................................................
...........................................................................................................................................
Rekomendasi
penyaji untuk meningkatkan mutu lokakarya
5.
Kemukakan satu atau dua perubahan yang anda
pertimbangkan untuk meningkatkan keterlibatan anda dalam lokakarya
ini...................................................................................
...........................................................................................................................................
Penyelenggaraan
jenis pendidikan keagamaan
Salah satu isu yang dihadapi dalam
jenis pendidikan keagamaan pada suatu pendidikan luar sekolah, seperti majelis
taklim, pesantren salafiah, dan taman pendidikan Al-Qur’an adalah tujuan umum
dan/atau tujuan khusus pendidikan keagamaan. Di bawah ini terdaftar sejumlah
pernyataan yang dapat disebut tujuan umum, keinginan dan tujuan khusus jenis
pendidikan keagamaan dalam satuan pendidikan luar sekolah. Apabila anda sebagai
tim perencana untuk mengembangkan program pendidikan luar sekolah, maukah anda
memberikan pendapat terhadap setiap pernyataan dengan menetapkan tingkat
kepentingannya bagi pribadi anda.
Tujuan
Sangat Setengah
Sedikit Tidak
Penting penting
pentig penting
1. Memberikan pengalaan bagi orang-orang ( )
( ) ( ) ( )
untuk
memelihara dan mengembangkan
karakter moral.
2. Untuk melatih calon pengelola tempat ibada. (
) ( )
(
) ( )
3. Untuk meningkatkan pemahaman pemeluk
agama sehingga dapat mengkritisi
keimananya. ( )
( ) ( )
( )
4. Untuk membantu peserta dalam
mempelajari ( )
( ) (
) ( )
sejarah agama.
Skala Topik Keagamaan Yang Diminati
Pada skala 1 sampai 5,
lingkarilah angka yang menunjukkan pernyataan tentang topik yang paling anda
minati.
Area Minat Minat Minat
Topik
rendah sedang tinggi
1.
Studi teks
kitab suci
1 2 3
4 5
2.
Studi
peraturan keagamaan 1 2
3 4 5
3.
Isu-isu
etika/moral
1 2 3
4 5
4.
Isu-isu
sosial
1 2 3
4 5
5.
Pertukaran
pengalaman personal/spiritual
1 2 3
4 5
6.
Pengetahuan
dasar keagamaan
1 2 3
4 5
7.
Permasalahan
falsafah
1 2
3 4 5
8.
Lainnya............................................ 1 2
3 4 5
Data yang diperoleh dari
instrumen-instrumen di atas, bersama dengan keputusan/ketetapan penyelenggara, perlu
disimpulkan dan kemudian digunakan dalam perencanaan program berikutnya.
Persepsi Pendidik Terhadap Konteks
Programpendidikan
Beri tanda satu √ yang anda anggap paling
tepat tentang tingkat keputusan anda terhadap setiap pernyataan mengenai
konteks program pendidikan luar skolah.
Pernyataan
Amat
Puas Kurang Tidak
Puas
Puas Puas
1.
Apakah anda
puas dengan
a.
jenis
sasaran yang dilayani (
) (
) ( ) ( )
b.
suasana
pembelajaran ( ) (
)
( ) ( )
c.
interaksi
sosial (
) ( ) ( ) ( )
d.
komunikasi
antar peserta
didik
( ) ( ) (
) ( )
e.
kematangan
peserta didik ( ) ( )
( ) ( )
f.
kepedulian
peserta didik
terhadap belajar ( ) ( ) ( )
( )
Pernyataan-pernyataan
di atas bukanlah untuk menentukan bagaimana program pendidikan luar sekolah
dapat ditingkatkan, melainkan untuk membentu dalam apakah suasana tentang
konteks pembelajaran merupakan isu yang terjadi dalam pelaksanaan dalam program
pendidikan.
Hasil pengolahan data dan kesimpulannya
menyajikan informasi yang dapat dijadikan bahan diskusi diantara pengelola dan
para pelaksana program. Berdasarkan hasil diskusi itu pengelola dan/atau
pelaksana dapat mengidentifikasi, memperbaiki atau mengembangkan aspek-aspek
konteks pembelajaran.
Evaluasi terhadap proses pembelajaran
Skala berikut berisi pernyataan-pernyataan
tentang isi dan persiapan proses pembelajaran. Untuk setiap pernyataan, anda
diminta untuk melingkari satu huruf yang menunjukkan pendapat anda yang paling
tepat.
Keterangan:
SS
: apabila anda sangat setuju
terhadap pernyataan tersebut,
S
: apbila anda setuju
R
: apabila anda ragu-ragu
TS
: apabila anda tidak setuju
SSS
: apabila anda sangat tidak
setuju
1. Informasi yang disampaikan pendidik SS S
R TS SSS
pendidik
(penyaji) adalah baru bagi
saya.
2. Menurut saya topik yang dibahas telah
organisasi
dengan baik.
SS S R TS
SSS
3. Materi yang saya pelajari dalam sesi ini
akan
meningkatkan kemampuan saya
dalam
melakukan pekerjaan.
SS S R TS
SSS
4. Penyaji menyampaikan materi dengan
antusias
SS S R TS
SSS
5. Isi dalam sesi ini bagi saya terlalu
teoritis SS S R TS
SSS
6. Materi yang dipresentasikan sulit saya
pahami
Komentar
Anda:.....................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Apabila pembelajaran dilakukan dalam
seminggu atau lebih maka evaluasi tentang struktur dan tahapan pembelajaran
perlu perlu dilakukan mingguan dan disampaikan kepada peserta didik setiap
seminggu sekali.
Format Evaluasi Mingguan Program
Pengembangan Staf
Pertanyaan-pertanyaan umum berikut ini
disampaikan supaya anda dapat menyajikan umpan balik kepada perencana program
tentang pelaksanaan pertemuan pembelajaran pada minggu yang lalu. Dalam setiap
pernyataan, disediakan ruang terbuka untuk komentar anda.
1. Secara umum, apakah topik-topik yang
dibahas mencakup semua kebutuhan dan terorganisasi dengan baik?
Ya
( ) Ragu-ragu ( ) Tidak ( )
Komentar:...........................................................................................................................
2. Apakah urutan pembelajaran dirasakan
kondusif untuk belajar secara sfektif?
Ya ( ) Ragu-ragu ( ) Tidak ( )
Komentar:...........................................................................................................................
3. Apakah jadwal program pembelajaran
terstruktur dengan baiktetapi cukup fleksibel dalam memenuhi kepentingan Anda?
Ya ( ) Ragu-ragu ( ) Tidak ( )
Komentar:...........................................................................................................................
4. Bagaimana anda menggambarkan proses kegiatan
pembelajaran?
Terlalu cepat( ) cukup ( )
Terlalu lambat ( )
Komentar:...........................................................................................................................
5. Secara umum, bagaimana anda menyatakan
rata-rata jadwal kegiatan pembelajaran pada minggu ini?
5 4 3 2 1
Sangat di atas Di atas
Rata-rata Di bawah Sangat di bawah
rata-rata rata-rata rata-rata rata-rata
6. Apakah anda ingin mengomentari lebih jauh
mengenai aspek-aspek program, kemukakanlah dalam ruangan di bawah ini.
.................................................................................................................................................................................................................................................................................................
B. Wawancara
Wawancara,
suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2
kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden)
diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia
diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara
terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang
diperlukan saja.
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan
percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relition) secara
langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada
orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat
penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal
ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
2. Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki
keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
3. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat
oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman
secara terperinci, tentang pertanyaan yang akan diajukan.
Cara pengembangan wawancara:
1.
Perumusan tujuan yang
ingin dicapai dari wawancara
2.
Perumusan kegiatan
atau aspek-aspek yang dinilai
3.
Penyusunan kisi-kisi
dan bentuk wawancara
4.
Penyusunan pedoman dan
pertanyaan wawancara
5.
Lembaran penilaian
Contoh wawancara:
Guru menanyakan
ke siswa :
“Bagaimana cara kamu menghitung
volume dari gambar balok ini? ”
“Mengapa kamu
menggunakan cara tersebut?”
“Dari mana kamu
mengetahui cara tersebut?”
Kelebihan dan kelemahan wawancara
Kelebihan
wawancara yaitu :
1.
Wawancara dapat memberikan
keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara
pewawancara dengan objek
2.
Wawancara dapat
dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
3.
Wawancara dapat
dilaksanakan serempak dengan observasi
4.
Wawancara dapat menimbulkan
hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
5.
Data tentang keadaan
individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi
dan angket.
Sedangkan
Kelemahan wawancara:
1.
Keberhasilan wawancara
dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai.
2.
Kelancaran wawancara
dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
3.
Wawancara menuntut
penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara
4.
Adanya pengaruh
subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai
alat evaluasi, yaitu:
Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan
istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic
Interview) yaitu interview yang dilkukan oleh subyek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi,
dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban
yang sudah disiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang-kadang bersifat
sebagai yang memimpin, mengarahkan, dan penjawab sudah dipimpin oleh sebuah
daftar cocok, sehingga dalam menulis jawaban ia tinggal membubuhkan tanda cocok
di tempat yang sesuai keadaan responden.
Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal
dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak
sistematis (Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas, dimana responden
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh
patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
C. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif dan rasional terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sebagai
sasaran pengamatan.[7] Alat yang digunakan dalam observasi disebut pedoman
observasi
Tujuan utama observasi adalah:
1.
Untuk mengumpulkan
data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun
tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan
2.
Untuk mengukur
perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara
peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama
kecakapan sosial (social skill)
Dalam evaluasi
pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan
lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan
guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial
sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial
lainnya
Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara
lain:
1.
Mempunyai arah dan
tujuan yang jelas. Hal ini dimaksudkan
agar pelaksanaan observasi tidak menyimpang dari permasalahan. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya evaluator harus menggunakan alat yang disebut dengan pedoman
observasi.
2.
Bersifat ilmiah, yaitu
dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional.
3.
Terdapat berbagai
aspek yang akan diobservasi.
4.
Praktis penggunaannya.
Dilihat dari kerangka kerjanya, observasi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Observasi berstruktur,
yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu
berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur
kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi
dengan jelas dan tegas.
2.
Observasi tak
berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh
suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan
observasi itu sendiri.
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi
dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
1.
Observasi langsung,
observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
2.
Observasi tak
langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun
alat tertentu.
3.
Observasi partisipasi,
yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan
diri dalam situasi objek yang diteliti.
Sebagai
instrumen evaluasi yang lain, observasi secara umum mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan observasi antara lain:
1.
Observasi merupakan
alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.
2.
Observasi cocok untuk
mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu
kegiatan.
3.
Banyak hal yang tidak
dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.
4.
Tidak terikat dengan
laporan pribadi.
Adapun kelemahan dari observasi adalah:
1.
Seringkali pelaksanaan
observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang
menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.
2.
Biasanya masalah
pribadi sulit diamati.
3.
Jika yang diamati
memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.
Langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah
sebagai berikut:
1.
Merumuskan tujuan
observasi.
2.
Membuat lay-out atau
kisi-kisi observasi.
3.
Menyusun pedoman
observasi.
4.
Menyusun aspek-aspek
yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan
kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran.
5.
Melakukan uji coba
pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi.
6.
Merifisi pedoman obsevasi
berdasarkan hasil uji coba.
7.
Melaksanakan observasi
pada saat kegiatan berlangsung.
8.
Mengolah dan
menafsirkan hasil observasi.[1]
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan/observasi dapat
menggunakan skala sikap dan atau angket (kuesioner). Skala sikap adalah alat
penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu
yang jawabannya dinyatakan
secara berskala, misalnya
skala tiga, empat atau lima.
Pengembangan skala
sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Menentukan objek
sikap yang akan
dikembangkan skalanya misalnya
sikap terhadap kebersihan.
2.
Memilih dan
membuat daftar dari
konsep dan kata
sifat yang relevan
dengan objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari
dan sebagainya.
3.
Memilih kata sifat
yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4.
Menentukan skala dan
penskoran.
D.
Study kasus
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara
terus menerus untuk melihat perkembangannya.[2]Misalnya
peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal,
atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga percayaan inti dalam
studi kasus, yaitu:
1.
Mengapa kasus tersebut
bisa terjadi?
2.
Apa yang dilakukan
oleh seseorang dalam kasus tersebut?
3.
Bagaimana pengaruh
tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian.
Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang
peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan
tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus
terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan
berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah
depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang
diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga,
kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
Jenis-jenis Studi kasus:
1. Studi kasus kesejarahan
mengenai organisasi
2. Studi kasus Observasi
3. Studi kasus sejarah hidup
4. Studi kasus kemasyarakatn
5. Studi kasus analisis situasi
dan
6. Mikroethnografi
Tekhnik Pengumpulan studi kasus
1. Pengamatan
2. Pertanyaan
3. Angket atau kuesioner
Langkah-langkah Penelitian Studi kasus
1. Pemilihan kasus
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Perbaikan
5. Penulisan Laporan.
Namun, seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari
seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat
diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus
tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu
saja.[3]
E.
Pemeriksaan Dokumen (documentary analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar
peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau
diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya:
dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti
kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan
anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat
informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang
tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti
kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan
lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan
sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar
terhadap peserta didiknya.[4]
F.
Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan
kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri merupakan alat yang
tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari murid-murid
dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur hubungan individu, susunan antar
individu dan arah hubungan sosial. Sehingga dengan demikian seorang guru dapat
mengetahui bagaimana keadaan hubungan social dari tiap-tiap anak dalam suatu
kelompok atau kelas.
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3
yaitu:
Langkah yang
ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:
a)
Langkah pemilihan teman
Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih
teman-temannya yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak.
Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih teman itu.
Contoh:
Nama :
Tono
Kelas : IIIA
Teman yang saya pilih:
1.
Candra Karena aktif belajar dan
pandai
2.
Sumarsono Karena tegas dalam berbicara
3.
Nunung Karena penurut
b) Langkah
pembuatan tabel
Guru membuat tabel dalam materi tes sosiomentri
dari data yang telah diperoleh dalam langkah pemilihan teman.
Misalnya setiap anak memiliki 2 dari 6 orang
Dipilih
Pemilih
Andi
Ani
Ana
Susi
Sandi
Anto
|
Andi
1
1
|
Ani
1
1
|
Ana
2
2
1
|
Susi
2
1
|
Sandi
2
2
|
Anto
2
|
Pilihan I
|
2
|
2
|
1
|
1
|
-
|
-
|
Pilihan II
|
-
|
-
|
2
|
1
|
2
|
1
|
Jumlah
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
c)
Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula
kita buat sebuah peta atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak
yang paling banyak dipilih diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah
diketahui siapa yang paling banyak dipilih.
Dengan melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana
kedudukan dan relasi sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga
hasil dari sosiogram ini dapat dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial
anak dan kepribadiannya dalam kelompok.
Sosiometri sebagai alat penilaian nontes sangat
berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
1.
Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian
tugas)
2.
Untuk pengarahan dinamika kelompok
3.
Untuk memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi
bimbingan kepada setiap anak.
Dari uraian
tersebut diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka hasil evaluasi hasil
belajar peserta didik, evaluasi tidak harus semata-mata dilakukan denan
mengunakan alat berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik nontes juga
menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar,
lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik,
seperti persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau
sikapnya, dan sebagainya, yang kesemuannya itu tidak mungkin dievaluasi dengan
mengunakan tes sebagai alat pengukurnya.
Kelebihan metode tersebut adalah :
1.
Lebih memberikan bukti
kinerja siswa sebagai bahan penilaian
2.
Lebih adil dalam
menilai
3.
Membangun cara bepikir
kritis
4.
Meningkatkan kemampuan
siswa baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor
5.
Siswa lebih terlibat
dalam pengerjaan tugas-tugasnya.
Kekurangannya :
1.
Lebih banyak waktu
yang dibutuhkan siswa untuk memberikan bukti sebagai bahan penilaian
2.
Lebih banyak waktu
yang dibutuhkan guru untuk mendapatkan bukti bahan penilaian yang didapatkan
dari keterlibatan dalam proses pengerjaan tugas yang dikerjakan siswa dan dari
hasil akhir pekerjaan siswa.
III. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan, bahwa dalam rangka
evaluasi hasil belajar peserta didik itu tidak hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan alat berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik non-tes juga
menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih
evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti
presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan
minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan
menggunakan tes sebagai alat pengikutnya.
Diantara bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes adalah
wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questionere),
studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary analysis).
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008
Djamarah,Syaiful Bahri, Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000
Sudijono,Anas, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009
Widoyoko,S. Eko Putra, Evaluasi
Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta:
Pustaka Belajar: 2009, hlm. 104
Zaenal, Arif. Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009
Internet:
asa-2009.blogspot.com/2012/02/pengembangan-instrumen-non-tes.html, di download tanggal 8 April
disnawati.wordpress.com/2012/03/13/instrumen-penilaian-dengan-teknik-non-tes/,
di download tanggal 8 April
eduklinik.info/2011/03/30/instrumen-non-tes/, di download tanggal 8
April
evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/teknis-nontes-adalah-suatu-alat.html, di download tanggal 8
April
p4mristkippgrisda.wordpress.com/2011/03/30/pengembangan-tes-uraian-dan-non-tes/, di download tanggal 8
April
suhadinet.files.wordpress.com/2008/06/angket-model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1.pdf,
di download tanggal 8 April
[1] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik,
Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 153-156
[2] Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hlm. 223
[3] Zaenal Arifin, Ibid, hlm. 168-169
[4] Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 90